ERA.id - Pemerintah memastikan pelaksanaan mudik pada Lebaran tahun ini akan berjalan lancar dan tidak menimbulkan dampak negatif ke depannya.
Alasannya karena antibodi masyarakat Indonesia yang terbentuk sejak adanya pandemi Covid-19 diklaim naik jelang Hari Raya Idulfitri.
"Kami percaya, Insyaallah Ramadan kali ini, mudik kali ini bisa lancar tanpa membawa dampak negatif pada masyarakat kita," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).
Budi mengungkapkan, berdasarkan hasil sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), diketahui bahwa antibodi masyarakat Indonesia yang terbentak sejak adanya pandemi Covid-19 naik menjadi_99,2 persen.
"Bisa disampaikan kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi_99,2 persen. Artinya 99,2 persen dari populasi masyarakat Indonesia sudah punya antibodi, minimal dari vaksinasi maupun infeksi," kata Budi.
Sebelumnya, sero survei serupa juga pernah dilakukan pemerintah pada periode Desember 2021, dan menunjukan kadar antibodi masyarakat mencapai 86,6 persen baik yang berasal dari vaksinasi maupun infeksi Covid-19.
Survei tersebut dilakukan agar pemerintah bisa mengambil kebijakan yang tepat selama Covid-19 masih menjadi pandemi.
"Ini menunjukan bukan hanya banyak masyarakat yang memiliki antibodi, kadar antibodinya juga tinggi. Sehingga, kalau diserang virus, daya tahan tubuh kita bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko masuk rumah sakit atau risiko wafat," kata Budi.
Walaupun kasus Covid-19 di Indonesia mulai terkendali dan antibodi masyarakat sudah terbentuk, Budi tetap meminta masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan. Apalagi sejumlah negara di Asia mulai mengalami kenaikan kasus Covid-19.
"Jadi tetap arahan Bapak Presiden, kita tetap hati-hati dan waspada. Jangan sombong dan jumawa," kata Budi.
Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengimbau masyarakat Indonesia tidak bepergian ke luar negeri, khususnya selama periode libur panjang saat Lebaran 2022. Hal ini mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir.
Airlangga mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 di luar negeri yang tidak sama seperti di Tanah Air, berpotensi menyebabkan terjadinya penularan.
"Dengan adanya libur panjang, masyarakat juga diimbau untuk tidak bepergian ke luar negeri karena kita ketahui di negara lain situasinya tidak sama dengan di Indonesia sehingga ada potensi penularan dari luar negeri," kata Airlangga.
"Sehingga dengan demikian ini tentu menjadi peringatan kita semua bahwa pandemi Covid belum berakhir. Oleh karena itu, kita tetap harus waspada," imbuhnya.
Dia lantas mencontohkan lonjakan kasus di Shanghai, China. Menurut Airlangga, menghindari bepergian ke luar negeri juga bisa mencegah masuknya varian baru Covid-19 ke dalam negeri.
"Tentu kita tidak ingin bahwa kenaikan tersebut membawa virus yang nanti dibawa oleh PPLN (pelaku perjalanan luar negeri) kita ke dalam negeri," kata Airlangga.