Heboh Fenomena Bajak Membajak Kader Partai, PDIP: Kita Parpol Bukan Klub Sepak Bola

| 14 Jun 2022 16:44
Heboh Fenomena Bajak Membajak Kader Partai, PDIP: Kita Parpol Bukan Klub Sepak Bola
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Antara)

ERA.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyinggung fenomena bajak membajak kader partai politik. Dia menegaskan, partai politik bukan klub sepak bola.

Hal itu dia sampaikan dalam acara pembukaan dan pengarahan bimbingan teknis anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota PDIP se-Indonesia di Hotel Grand Paragon, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2022).

"Kita ini parpol, bukan klub sepak bola yang ketika melihat pemain handal dari klub lain lalu kita rebut dia dan membajak pemain sepak bola lainnya," kata Hasto.

Menurut Hasto, kader partai yang dibajak oleh partai lain tidak mungkin dipakai untuk membantu kepentingan bangsa dan negara. Sebaliknya, mereka hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kekuasaan kapital.

Oleh karena itu, PDIP lebih memilih melakukan kaderisasi untuk mencetak pemimpin yang berkualitas, ketimbang harus membajak kader dari partai lain.

"Pasti calon-calon yang dibajak itu hanya dipakai untuk kepentingan kekuasaan dan kapital. Bukan untuk kepentingan membangun bangsa dan negara," tegasnya.

"Maka saya ingatkan lagi, kita bukan klub sepak bola. Kita memilih kaderisasi kepemimpinan untuk pemimpin yang mumpuni. Jadi itu watak PDI Perjuangan seperti itu," imbuh Hasto.

Lebih lanjut, Hasto menegaskan urusan pemilihan calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Para kader, sambung dia, kini ditugaskan untuk bergerak ke bawah. Mereka wajib bergerak ke bawah membantu penyelesaian masalah di tengah masyarakat dibanding mengejar elektoral.

"Yang kita lakukan adalah bergerak ke bawah. Yang patut kita tingkatkan adlaah pergerakan kader-kader partai di tengah rakyat, membantu rakyat bukan menaikkan elektoral semesta," ungkap Hasto.

"Ketika seorang pemimpin menjawab harapan rakyat maka otomatis elektoral kita akan naik. Tetapi ketika elektoral hanya diperankan sebagai fungsi kampanye, sebagai fungsi pencitraan maka itu hanya bersifat semu," pungkasnya.

Rekomendasi