Anies 'Banjir' Kritik dari Eks Wagub DKI Djarot Saiful, Mulai dari Kebanyakan Diksi Hingga Tingkat Kemiskinan

| 22 Jun 2022 09:41
Anies 'Banjir' Kritik dari Eks Wagub DKI Djarot Saiful, Mulai dari Kebanyakan Diksi Hingga Tingkat Kemiskinan
Djarot Saiful Hidayat (Dok. PDIP)

ERA.id - Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memberi sejumlah kritik kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di hari ulang tahun Jakarta ke-495.

Djarot menilai, Anies hanya membuat diksi-diksi dengan mengganti sejumlah istilah. Misalnya, HUT DKI menjadi Jakarta Hajatan, dan gotong royong diganti kolaborasi.

"Kita apresiasi hari ulang tahun Jakarta menjadi Jakarta Hajatan. Tapi jangan hanya dipoles. Lalu gotong-royong diganti menjadi kolaborasi. Hal-hal semacam ini cuma diksi-diksi saja, tidak membumi. Padahal, yang penting filosofi yang dia kerjakan," kata Djarot di Jakarta dikutip pada Rabu (22/6/2022).

Djarot lantas mengkritik sejumlah program Anies yang saat ini masih minim realisasi. Salah satunya, Rumah DP Rp0. Dari target 250 ribu rumah, yang telah terbangun belum mencapai 1.000 unit.

"APBD DKI Jakarta ini kan besar banget. Kita tunggu-tunggu sebetulnya. Katanya, (Anies) menyubsidi rakyat miskin untuk mendapatkan rumah layak huni. Ternyata, rumah dibangun dengan DP 0 rupiah juga enggak jelas berapa," ungkap Djarot.

Gelaran Formula E Jakarta juga menjadi sorotan. Djarot memandang, dibanding Anies menggelar balapan mobil listrik, lebih baik anggaran yang digelontorkan dipakai untuk menyejahterakan warga Jakarta.

"Formula E kita dukung, tapi berapa yang diperuntukkan? Kalau seumpama diperuntukkan membangun rumah-rumah susun untuk rakyat, itu jauh lebih efektif untuk mengurangi kemiskinan. Kalau itu didistribusikan untuk bantuan permodalan bagi pengusaha kecil, itu akan lebih fokus untuk membahagiakan warganya," cecar Djarot.

Kemudian terkait pengubahan nama puluhan jalan di Jakarta menjadi nama tokoh Betawi. Meski Djarot mengapresiasi, tapi ia juga meminta Anies tak luput untuk membenahi infrastruktur jalan tersebut.

"Saya setuju kalau seniman Jakarta dijadikan nama jalan. Tapi, yang lebih setuju lagi, jalan-jalan itu makin bersih, hijau. Kalau yang perlu ditebangi bukan sebetulnya bukan pohon, tapi tiang yang mengganggu. Tiang yang tidak berfungsi, tiang operator sehingga semua infrastruktur di bawah," pungkasnya.

Rekomendasi