149 Buruh Migran Meninggal di Rumah Tahanan Imigrasi Sabah Malaysia, Pemerintah Diminta Bentuk Satgas Terpadu

| 29 Jun 2022 13:51
149 Buruh Migran Meninggal di Rumah Tahanan Imigrasi Sabah Malaysia, Pemerintah Diminta Bentuk Satgas Terpadu
Sufmi Dasco (Dok. Istimewa)

ERA.id - Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) melaporkan, sebanyak 149 buruh migran Indonesia meninggal di rumah tahannan Imigrasi Sabah, Malaysia. Kejadian ini terjadi sepanjang medio 2020 hingga 2022.

Merespons hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menilai pemerintah perlu membentuk Satuan Tugas (Satgas) Terpadu untuk memantau pekerja migran Indonesia (PMI).

"Saya pikir perlu dibentuk satu Satgas yang berkordinasi terpadu untuk memantau pekerja-pekerja Indonesia di luar negeri," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Dasco mengatakan, tidak bisa melimpahkan kesalahan pada satu lembaga saja terkait dengan persoalan PMI di luar negeri seperti di Malaysia. Sebab ini bukan perkara mudah. Menurutnya, perlu ada kerja sama antar kementerian dan lembaga untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Ini bukan masalah yang gampang, bukan masalah yang mudah. Sehingga untuk melakukan detekai, monitoring dan lainya perlu kerja sama semua pihak," kata Dasco.

Daco menambahkan, tak bisa pula menuding Kementerian Luar Negeri kecolongan dengan adanya kasus ratusan PMI meninggal di tahanan imigrasi. Karena itu, diperlukan agar pemerintah membentuk Satgas Terpadu.

"Kita tidak bisa juga bicara salah satu lembaga kecolongan atau kemudian tidak monitor," kata Dasco.

"Kami apresiasi kepada Kementerian Luar Negeri yang segeta menindaklanjuti masalah ini, sehingga permasalahan tenaga kerja kita di luar negeri bisa berangsur-angsur diatasi," imbuhnya.

Ratusan buruh migran asal Indonesia dikabarkan meninggal dunia di pusat tahanan imigrasi Sabah, Malaysia. Mereka diduga diperlakukan tidak manusiawi dan mengalami tindak kekerasan.

Anggota KBMB Abu Mufakhir menyatakan, WNI yang ditangkap karena melanggar aturan imigrasi itu diduga hidup dalam kondisi tidak layak dan tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan.

Rekomendasi