Singgung Soal Dampak Pandemi dan Peran Anak Muda di Acara Y20, Ini Maksud Puan Maharani

| 18 Jul 2022 08:37
Singgung Soal Dampak Pandemi dan Peran Anak Muda di Acara Y20, Ini Maksud Puan Maharani
Ketua DPR RI Puan Maharani di Y20 (Dok. Istimewa)

ERA.id - Ketua DPR RI Puan Maharani menyinggung dampak pandemi Covid-19 dan keterlibatan anak muda di tengah situasi kritis global.

Hal itu disampaikan Puan dalam sabutannya di acara Networking Night Youth 20 (Y20) di Shangri-La Hotel, Jakarta, Minggu (17/7/2022) malam.

Puan mengatakan, dunia harus memprioritaskan masyarakat yang paling terkena dampak krisis, seperti pemuda dan perempuan.

"Saat ini, kita tidak hanya perlu pulih, tetapi kita juga perlu membangun dunia yang tangguh. Menurut saya, ada beberapa cara untuk membangun ketahanan bagi kaum muda,” sebut Puan.

Cara pertama yang dapat dilakukan yakni dengan memberdayakan kaum muda, dan meningkatkan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan. Puan melanjutkan, langkah yang bisa dilakukan lainnya adalah dengan memastikan suara generasi muda didengar di tingkat global, nasional, dan lokal.

“Representasi politik pemuda perlu diperkuat untuk membawa kepentingan mereka di lembaga formal seperti parlemen, lembaga pemerintah, dan dewan pemuda,” tegas Puan.

“Kaum muda adalah masa depan demokrasi mana pun. Kita harus memberdayakan generasi muda untuk menghidupkan kembali demokrasi,” sambungnya.

Kedua adalah dengan menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi kaum muda. Sebab, pendidikan bisa menjadi game changer yang mengubah kaum muda untuk menjadi kekuatan positif dalam masyarakat.

“Pandemi telah mengganggu pendidikan lebih dari 90 persen anak-anak di seluruh dunia. Bagi banyak siswa, gangguan ini mungkin berdampak permanen bagi masa depan mereka,” jelas Puan.

Dalam jangka pendek, prioritas yang perlu dilakukan adalah dengan membantu anak-anak untuk mengejar ketinggalan pembelajaran selama pandemi. Puan menyebut, diperlukan juga sistem pendidikan yang dimodernisasi yang dapat membuat pembelajaran lebih berpusat pada siswa, dinamis, dan kolaboratif.

“Kita perlu mengubah pendidikan sehingga siswa dapat mencapai potensi penuh mereka dengan mempelajari pengetahuan dan teknologi baru. Pendidikan yang berkualitas harus dapat membantu siswa meningkatkan literasi digital dan mengurangi kesenjangan digital,” paparnya.

Langkah selanjutnya adalah dengan menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang layak karena pandemi Covid-19 berdampak serius pada pekerja muda. Oleh karenanya, upaya meningkatkan kompetensi pemuda dan menghubungkan mereka dari pembelajaran ke peluang kerja dan kewirausahaan harus dapat dipastikan.

“Ketersediaan pekerjaan yang layak bagi kaum muda juga terkait dengan peluang ekonomi di masa depan, terutama di bidang ekonomi hijau dan digital. Saat kita mengatasi perubahan iklim, kita harus mampu menciptakan pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan seperti di sektor energi terbarukan,” kata Puan.

Selain itu, politisi PDI Perjuangan itu juga mengajak kaum muda dunia untuk lebih banyak terlibat dalam bidang politik. Apalagi setengah populasi dunia saat ini adalah pemuda di bawah usia 30 tahun.

Puan pun menyoroti data dari PBB yang menyebut jumlah pemuda diproyeksikan tumbuh sebesar tujuh persen di tahun 2030 dengan jumlah mencapai hampir Rp1,3 miliar.

“Namun, terlepas dari proporsi yang tinggi ini, kaum muda cenderung kurang terwakili dalam proses pengambilan keputusan politik di mana lebih dari 2,6 persen Anggota Parlemen dunia merupakan kaum muda di bawah 30 tahun,” kata Puan.

Menurut Puan, pelibatam kaum muda adalah kunci untuk mempromosikan dan memperkuat demokrasi di seluruh dunia. Selain itu juga untuk memajukan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Kaum muda adalah mesin pembangunan ekonomi masa depan. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Pemuda diharapkan dapat menghadirkan ide-ide baru untuk memecahkan masalah gobal,” pungkasnya.

Rekomendasi