Kopda Muslimin Tewas, Anggota Komisi I DPR: Proses Hukum Terhadap Pelaku Lain Harus Lanjut

| 28 Jul 2022 16:46
Kopda Muslimin Tewas, Anggota Komisi I DPR: Proses Hukum Terhadap Pelaku Lain Harus Lanjut
Rumah orang tua Kopda Muslimin di Kelurahan Trompo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. (Dok. Antara)

ERA.id - Anggota TNI Angkatan Darat (AD) Kopda Muslimin ditemukan tewas di kediaman orang tuanya di Kendal, Jawa Tengah pagi tadi. Muslimin disebut sebagai dalang penembakan terhadap istrinya sendiri.

Merespons hal tersebut, Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menilai, kematian Muslimin tidak lantas menjadikan kasus percobaan pembunahan itu selesai begitu saja. Dia menekankan, aparat penegak hukum tetap harus melanjutkan proses hukum terhadap sejumlah orang yang menjadi eksekutor penembakan.

"Menurut hemat saya, proses hukum terhadap pelaku yang lain, yang sebagai eksekutor kalau tidak salah ada empat orang, ya harus tetap dilanjutkan," kata Hasanuddin kepada wartawan, Kamis (28/7/2022).

"Sementara kepada otaknya, dalam hal ini anggota militernya ya selesai, karena sudah meninggal," imbuhnya.

Terkait dengan recana autopsi dan visum et repertum terhadap jenazah Muslimin, Hasanuddin pun menyambut positif. Dengan begitu akan lebih jelas lagi apa yang menyebabkan Muslimin tewas.

"Ya enggak apa-apa visum mah untuk mengecek kematiannya kenapa, eggak masalah," kata Hasanuddin.

Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, para prajurut TNI dapat mengambil hikmah dari kasus tersebut.

Hasanuddin mengatakan, setiap orang termasuk prajurit TNI sekalipun pasti memiliki masalah dalam rumah tangganya masing-masing. Namun, hendaknya permasalahan yang ada tidak diselesaikan dengan cara gegabah seperti yang dilakukan oleh Muslimin.

"Dari kasus ini harus diambil hikmah untuk para prajurit. Bahwa masalah keluarga bisa saja terjadi di dalam kehidupan rumah tangga, itu hal yang wajar," kata Hasanuddin.

"Tetapi solusinya pun harus wajar juga. Jangan mengambil tindakan secara maut yang ujung-ujungnya bisa menimbulkan maut juga," imbuhnya.

Dia pun meminta para komandan dari setiap prajurit TNI juga agar berperan aktif agar kasus serupa tak terulang.

"Harus ada sebuah proses pembelajaran kepada para prajurit. Itu biasanya dilakukan oleh para komandannya di jam-jam setelah apel diberikan pengarahan, supaya kasus tidak terulang kembali," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Kopda Muslimin yang diduga dalang penembakan terhadap istrinya Rina Wulandari, ditemukan tewas.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, Muslimin mendatangi rumah orang tuanya di Kendal, Jawa Tengah pagi tadi. Muslimin juga sempat meminta maaf kepada orang tuanya sambil muntah-muntah.

"Setelah dibukakan pintu yang bersangkutan langsung masuk ke kamar belakang, menemui kedua orangnya dan memohon maaf dalam keadaan muntah-muntah," ucapnya.

Kemudian pada pukul 07:00 WIB, orang tua Muslimin mendapati anak lelakinya meninggal dunia di tempat tidur. Setelah itu, pihak keluarga langsung menghubungi apartat untuk melaporkan kejadian tersebut.

"Lalu adik yang bersangkutan atas nama Novi menghubungi Danton yang bersangkutan melaporkan kejadian," kata Luthfi.

Rekomendasi