ERA.id - Terorisme bisa lahir dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang, salah satunya pihak yang mengatasnamakan agama. Beberapa orang bersedia menjadi pelaku bom bunuh diri untuk mencelakai orang lain dengan dalih agama. Penyimpangan ini tidak terlepas dari doktrin yang diterima oleh orang terkait (pelaku bom bunuh diri). Sebenarnya, apa itu doktrin terorisme?
Pertama, kita perlu mengetahui apa maksud dari doktrin. Berdasarkan KBBI, doktrin adalah ajaran (tentang asas suatu aliran politik, keagamaan). Makna yang lain adalah pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, ketatanegaraan secara bersistem, khususnya dalam penyusunan kebijakan negara.
Dari dua makna tersebut bisa diketahui bahwa doktrin berupa ajaran yang berisi sesuatu yang berefek kuat. Dengan demikian, doktrin bisa mengikat berpengaruh besar terhadap orang-orang yang memegang doktrin tersebut.
Apa Itu Doktrin Terorisme Berkedok Agama?
Indonesia telah menghadapi aksi terorisme sejak lama, terutama yang menggunakan dalih agama Islam. Para pelaku terorisme percaya bahwa apa yang mereka lakukan adalah kebenaran dan akan mendapat balasan kebaikan dari Tuhan. Sementara, Islam tidak membenarkan aksi kekerasan, apalagi sampai bunuh diri dan membunuh seperti yang dilakukan oleh para teroris tersebut.
Dikutip Era dari tulisan Dr. HM. Zainuddin, MA di uin-malang.ac.id berjudul Antara Bom dan Surga (Kekuatan Sebuah Doktrin), disebutkan bahwa tindakan bom bunuh diri para pelaku tidak terlepas dari kekuatan doktrin. Doktrin tersebut menyatakan bahwa apa yang dilakukan merupakan keharusan sehingga mereka tidak peduli lagi dengan vonis bersalah atau vonis hukuman mati yang diberikan oleh pemerintah.
Hal tersebut menjadi sebuah keyakinan bagi para pelaku bom bunuh diri yang mengatasnamakan agama, yaitu keyakinan bahwa tindakan mereka merupakan perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan. Kelompok agama garis keras (fundamentalis) memiliki pemahaman dan keyakinan bahwa kekerasan kepada orang lain (termasuk aksi pengeboman) merupakan perjuangan (jihad) yang sangat mulia di mata Tuhan.
Doktrin itu dibangun dan dikembangkan oleh kelompok tersebut kemudian diberikan kepada para anggotanya, salah satunya kepada para pelaku bom bunuh diri. Kematian atau risiko eksekusi mati bukan lagi penghalang bagi orang-orang tersebut untuk melakukan aksi kekerasan. Hal itu malah mereka anggap sebagai harapan dan janji masuk surga. Ini merupakan kengerian dari doktrin terorisme yang masih menyala hingga saat ini.
Tips Terhindar dari Doktrin Terorisme
Dikutip dari tribratanews.kepri.polri.go.id, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk terhindar radikalisme dan terorisme. Berikut adalah rinciannya.
· Mengenali ilmu pengetahuan dengan baik dan benar
· Memahami ilmu pengetahuan dengan baik dan benar
· Meminimalisir kesenjangan sosial
· Menjaga persatuan dan kesatuan
· Mendukung aksi perdamaian
· Berperan aktif dalam pelaporan radikalisme dan terorisme
· Meningkatkan pemahaman mengenai hidup dalam kebersamaan
· Menyaring informasi yang diperoleh
· Aktif menyosialisasikan bahaya radikalisme dan terorisme
Setelah memahami apa itu doktrin terorisme, tentu hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah langkah-langkah agar tidak terdampak doktrin tersebut. Dengan demikian, kita bisa menjaga keutuhan dan kedamaian di Indonesia.