Apa Itu Skiplagging dan Mengapa Dibenci Maskapai Penerbangan tapi Disukai Turis?

| 28 Apr 2024 21:07
Apa Itu Skiplagging dan Mengapa Dibenci Maskapai Penerbangan tapi Disukai Turis?
Apa itu skiplagging (unsplash)

ERA.id - Pernahkah Anda mendengar istilah "skiplagging"? Praktik ini tengah menjadi sorotan di kalangan wisatawan dan maskapai penerbangan. Sebenarnya, apa itu skiplagging?

Skiplagging sendiri seringkali menuai kontroversi dan dibenci maskapai penerbangan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang skiplagging, mulai dari pengertiannya, cara kerjanya, hingga pro dan kontra yang menyertainya.

Apa Itu Skiplagging?

Dilansir dari ABC News, skiplagging diartikan sebagai trik perjalanan licik yang telah digunakan oleh konsumen cerdas selama bertahun-tahun.

Sebagai contoh: alih-alih memesan penerbangan langsung ke lokasi yang diinginkan, pelanggan di Amerika akan membeli tiket multi-stop dengan singgah di tempat yang mereka inginkan, dan melewatkan perjalanan terakhir.

Praktik skiplagging memiliki beberapa nama berbeda, di antaranya hidden-city flying. Penumpang biasanya akan turun di kota singgah mereka dan meninggalkan kursi kosong di penerbangan berikutnya. Praktik ini akan menghemat uang dalam prosesnya.

Terkait dengan praktik ini, maskapai penerbangan kini sedang menindaklanjuti dan mengklaim itu melanggar aturan mereka dan merugikan mereka. Bahkan, American Airlines sampai mengajukan gugatan terhadap situs web yang menjual tiket kontroversial skiplag.

Apa yang dilakukan American Airlines tersebut dilakukan setelah maskapai penerbangan melarang seorang remaja untuk naik ke penerbangan setelah staf bandara mengetahui dia berencana untuk turun di kota persinggahannya.

Menurut maskapai penerbangan, bisnis skiplag merupakan penipuan karena pelanggan membeli penerbangan yang tidak mereka rencanakan untuk digunakan. Sementara itu, para pelaku skiplag percaya bahwa mereka hanya memanfaatkan celah harga tiket.

Skiplagging Bukan Menjadi Fenomena Baru (unsplash)

Bukan Menjadi Fenomena Baru

Praktik skiplag bukanlah hal baru. "Agen travel sudah mengetahui tentang tarif hidden city (kota tersembunyi) selama beberapa dekade, dan dalam beberapa kasus, agen travel secara sadar memberitahu pelanggan mereka," kata Henry Harteveldt, analis industri travel di Atmosphere Research Group.

Namun, karena harga tiket pesawat mulai melonjak pada akhir 2021, maka praktik skiplagging mulai mendapat lebih banyak perhatian.

Salah satu situs yang membantu mempopulerkan hidden city ticketing adalah Skiplagged.com. Situs web ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan.

Skiplagged.com menemukan daftar penerbangan di mana tujuan tersebut sebenarnya adalah persinggahan dalam perjalanan ke kota lain (dengan tarif yang lebih murah). Dengan demikian, pelanggan cukup keluar dari bandara di kota persinggahan dan tidak melanjutkan perjalanan lanjutan.

Entrepener muda di bidang teknologi, Aktarer Zaman adalah orang yang pertama yang membuat situs web khusus untuk menemukan penerbangan "hidden city".

Menurut CNN, pada tahun 2014, di usianya yang ke-22, Zaman meluncurkan Skiplagged, mesin pencari tiket pesawat murah dengan singgah, saat bekerja di perusahaan rintisan teknologi.

"Skiplagged menipu publik dengan membuat mereka percaya bahwa, meskipun tidak memiliki wewenang untuk membuat dan mengeluarkan kontrak atas nama American Airlines, entah bagaimana mereka masih bisa mengeluarkan tiket yang sepenuhnya valid. Mereka tidak bisa. Setiap 'tiket' yang dikeluarkan oleh Skiplagged berisiko dibatalkan," kata American Airlines.

Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, perwakilan Skiplagged mengatakan jika skiplagged dengan bangga berdiri di pihak pelancong dan melanjutkan perjuangan melawan American Airlines dan harga monopoli mereka.

"Hasil dari skiplagging adalah para pelancong dapat memasukkan uang ekstra ke dalam kantong mereka alih-alih ke kantong para eksekutif dan pemegang saham American Airlines," kata perwakilan Skiplagged.

Perlu diketahui, Skiplagged bukan pertama kalinya digugat. Pada tahun 2014, United Airlines dan mitra perjalanannya, Orbitz, telah mengklaim bahwa situs web Zaman menciptakan "persaingan tidak sehat" dan menggugat untuk mendapatkan kembali pendapatan yang hilang sebesar US$75.000 (sekitar Rp. 1,1 miliar).

Selain apa itu skiplagging, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi