ERA.id - Dalam upaya membekali generasi muda dengan keterampilan hidup yang relevan, Dimas Bagus Wiranatakusuma, Dosen Program Studi Ekonomi (IPIEF) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Penguatan Literasi dan Perencanaan Keuangan Siswa” pada Senin, 19 Mei 2025, di SMK Muhammadiyah Bangunjiwo, Bantul.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang bertujuan untuk memperkuat kontribusi akademisi dalam memberdayakan masyarakat secara langsung melalui pendidikan dan peningkatan kapasitas. Fokus kegiatan kali ini adalah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan sejak usia sekolah, khususnya di kalangan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) yang akan segera memasuki dunia kerja atau wirausaha.
Inisiatif ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas) dan Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
Dalam sesi yang berlangsung interaktif, Dimas memaparkan hasil survei mengenai pengetahuan dan perilaku keuangan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun minat dan kesadaran siswa terhadap pentingnya literasi keuangan cukup tinggi, tingkat penerapannya dalam kehidupan sehari-hari masih tergolong rendah.
Pada dimensi Financial Planning Knowledge and Application, ditemukan bahwa:
- Hanya 14,3% siswa memahami teknik perencanaan keuangan,
- Tidak ada siswa yang pernah mengikuti pelatihan keuangan formal,
- 47,6% siswa mencoba menerapkan perencanaan keuangan,
- 38,1% mampu mengelola surplus anggaran sederhana,
- Hanya 14,3% memiliki tabungan pensiun dini,
- Dan tidak ada siswa yang memiliki tabungan untuk Haji atau Umrah.
Rata-rata pemahaman dan penerapan hanya mencapai 19,05%, menunjukkan perlunya edukasi dan pelatihan berkelanjutan.
Sebaliknya, pada dimensi Financial Planning Knowledge Upgrading and Development, hasilnya lebih menggembirakan:
- 76,2% siswa aktif membagikan pengetahuan keuangan kepada orang lain,
- 33,3% bergabung dalam komunitas keuangan,
- 90,5% menyadari manfaat dari pelatihan keuangan.
Rata-rata partisipasi dalam aspek pengembangan pengetahuan keuangan mencapai 66,67%, menandakan bahwa semangat belajar dan berbagi di kalangan siswa sangat tinggi.
“Kegiatan ini bertujuan membekali siswa tidak hanya dengan keterampilan kejuruan, tetapi juga kecakapan hidup dalam mengelola keuangan pribadi. Ini adalah pondasi penting bagi ketahanan ekonomi generasi muda ke depan,” ujar Dimas dalam pemaparannya.
Kepala SMK Muhammadiyah Bangunjiwo menyambut baik kegiatan tersebut dan menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini terus berlanjut. “Kami melihat pentingnya siswa memahami bagaimana mengelola keuangan secara bijak. Literasi keuangan adalah bekal masa depan mereka,” ujarnya.
Sesi berlangsung interaktif melalui simulasi anggaran, diskusi kelompok, dan studi kasus yang mencerminkan realitas keuangan pelajar. Materi yang dibawakan juga menyentuh konsep dana darurat, utang sehat, serta pentingnya menabung dan berinvestasi sejak muda.
Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengintegrasikan literasi keuangan dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler, sekaligus memperkuat kontribusi pendidikan dalam mewujudkan target-target pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal dan nasional.
“Dengan meningkatkan literasi dan perencanaan keuangan siswa SMK, kita sedang mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya cakap secara akademik dan vokasional, tetapi juga tangguh dalam mengelola kehidupan finansial mereka ke depan,” tutup Dimas