ERA.id - Sebagai bagian dari program Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dimas Bagus Wiranatakusuma, Dosen Program Studi Ekonomi (IPIEF) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY, melaksanakan pelatihan literasi keuangan bertajuk “Penguatan Literasi Perencanaan Keuangan bagi Guru SMK” di SMK Muhammadiyah Seyegan, Sleman. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 19 Mei 2025 dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kemampuan para guru dalam mengelola keuangan pribadi secara bijak dan terencana.
Program ini sejalan dengan indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas dan Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Peningkatan kapasitas guru dalam bidang literasi keuangan diharapkan dapat mendukung kesejahteraan finansial mereka serta memperkuat peran mereka sebagai pendidik yang mampu menularkan nilai-nilai pengelolaan keuangan yang sehat kepada para siswa.
Dalam pelatihan ini, Dimas memaparkan hasil survei yang dilakukan kepada para guru SMK Muhammadiyah Seyegan, yang mencerminkan dua dimensi utama literasi keuangan, yaitu Financial Planning Knowledge and Application dan Financial Planning Knowledge Upgrading and Development.
Pada dimensi pertama (Knowledge and Application), ditemukan bahwa:
- Hanya 31,2% guru memahami teknik perencanaan keuangan.
- Hanya 3,1% yang pernah mengikuti pelatihan formal tentang perencanaan keuangan.
- Tingkat implementasi perencanaan keuangan masih rendah di angka 6,8%.
- Penggunaan surplus anggaran untuk tujuan jangka panjang dilakukan oleh 9,4% guru.
- 31,3% memiliki tabungan pensiun, sementara hanya 6,2% yang memiliki tabungan untuk haji atau umrah.
Rata-rata pencapaian pada dimensi ini hanya sebesar 14,67%, yang dikategorikan sebagai rendah.
Sebaliknya, dimensi kedua (Upgrading and Development) menunjukkan semangat dan potensi yang tinggi:
- 84,4% guru aktif berbagi pengetahuan keuangan kepada sesama.
- 65,6% telah bergabung dalam komunitas yang membahas perencanaan keuangan.
- 93,8% memahami dan menyadari manfaat mengikuti pelatihan keuangan.
Rata-rata pada dimensi ini mencapai 81,3%, menunjukkan tingkat kesiapan dan minat yang tinggi untuk berkembang.
“Guru adalah teladan di masyarakat. Meningkatkan kapasitas keuangan mereka berarti juga membekali siswa dengan nilai dan keterampilan hidup yang esensial,” terang Dimas. Ia menekankan pentingnya pelatihan lanjutan dan pendampingan berbasis komunitas untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan praktik.
Selama sesi berlangsung, para peserta diajak untuk menganalisis pengeluaran pribadi, mengenali prioritas keuangan, serta menyusun perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Dimas juga memperkenalkan aplikasi pencatatan keuangan yang sederhana dan mudah diakses oleh guru.
Kegiatan ini mendapatkan antusiasme tinggi dari peserta, yang merasa terbantu untuk mulai menyusun rencana keuangan secara lebih sistematis. Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Seyegan juga mengapresiasi langkah ini dan berharap UMY dapat terus mendampingi sekolah dalam peningkatan literasi keuangan guru dan siswa.
Dengan pelatihan ini, UMY menegaskan kembali peran aktifnya dalam memberdayakan masyarakat, khususnya guru, sebagai bagian dari upaya bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar finansial, mandiri, dan berkelanjutan.