"Saya berdiri di sini bukanlah sebagai seorang akademisi yang mengupas teori, tetapi untuk berbagi pengalaman saya yang selama lebih dari 50 tahun di dunia bisnis, politik dan pemerintahan," kata Pak JK, dalam orasi ilmiahnya.
Ia bilang, salah satu kunci sukses ialah inovasi. Syarat untuk berinovaai pertama adalah keberanian dan ketegasan untuk memulai dan mengambil risiko. Kedua, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Ketiga, manajemen dan akumulasi pengetahuan. Kemudian, peran entrepreneur dan peranan perguruan tinggi. Terakhir adalah wisdom.
JK juga tak lupa menyampaikan terima kasihnya kepada ITB yang telah memberinya gelar Doktor. "Sungguh suatu kehormatan bagi saya, untuk menjadi penerima Doktor Honoris Causa dari institusi penting, seperti ITB. Izinkan saya, pada kesempatan ini, mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang tinggi, khususnya kepada civitas akademika ITB," katanya.
Penganugerahan Doktor HC kepada JK dihadiri sejumlah tokoh, salah satunya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengatakan bahwa Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 tersebut merupakan teladan. Di mata Ridwan Kamil, JK mampu melahirkan perubahan yang luar biasa.
"Saya mengucapkan selamat Pak Jusuf Kalla mendapatkan Honoris Causa dari perguruan tinggi ternama, dari ITB, saya turut bangga," kata Ridwan Kamil usai Penganugerahan Doktor HC.
"Pak Jusuf Kalla adalah teladan, beliau pebisnis, politisi, birokrat, melahirkan perubahan luar biasa. Paling populer mengonversi minyak tanah menjadi gas (LPG), itu terbaik di dunia. Hanya 3 tahun mengalihkan energi yang mahal menjadi yang lebih murah," tambahnya.
Penganugerahan tersebut diberikan karena JK dinilai mampu melahirkan sejumlah inovasi manakala menjadi wakil presiden. Selain mengonversi minyak tanah ke gas, bantuan langsung tunai dan pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
"Karena teori beliau dalam mengefisienkan proses menjadi lebih cepat, lebih murah itu tidak sesederhana dalam praktiknya. Tapi beliau bisa mempraktikkan membangun bandara dengan lebih murah, membangun pembangkit listrik, semua adalah keputusan politik yang datang dari proses engineering," kata Ridwan Kamil.