Kisah Kamal, Banting Setir Jadi Tukang Sayur Saat Pandemi

| 11 May 2020 17:25
Kisah Kamal, Banting Setir Jadi Tukang Sayur Saat Pandemi
Kamaludin Zafar alias Kamal Djafar (Ist)
Bandung, era.id – Dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 dirasakan semua profesi, termasuk pewara atau master of ceremony alias MC. Profesi ini bisa dibilang salah satu yang pertama merasakan pukulan COVID-19 sejak pemerintah melarang kerumunan atau mobilitas massa.

Salah seorang MC, Kamaludin Zafar alias Kamal Djafar, mengakui hidupnya berubah total karena pandemi. Hampir semua kliennya yang kebanyakan adalah mempelai resepsi pernikahan membatalkan atau menunda acara hingga waktu yang belum ditentukan. Praktis sumber pendapatannya menghilang.

Kamal Djafar pun dituntut memutar otak agar kehidupannya tetap berjalan. Kendati lebih dari 90 persen ladang penghasilan lenyap, ia tak mau menyerah dan putus asa hingga banting setir jadi tukang sayur.

"98 persen even yang sudah masuk cancel dan postponed. Postponed-nya juga kita enggak tahu masuk di jadwal yang kosong atau sudah isi. Kalau masuk di jadwal isi berarti kan kita kehilangan satu pekerjaan,” cerita Kamal, dikutif Senin (11/5/2020) dari laman resmi Pemkot Bandung.

Kamal sempat stres selama beberapa hari. Namun, ia tertolong lingkungan pertemanannya yang mendorongnya berpikir lebih jernih dan solutif. "Hari ini investasi itu bukan cuma dalam bentuk uang atau finansial. Yang saya rasakan, investasi pertemanan jauh lebih bisa bermanfaat di situasi seperti sekarang ini," katanya.

Kamal bersama dua temannya akhirnya membentuk @kangsayurbdg, sebuah platform daring untuk berbelanja sayuran segar dari rumah. Warga yang kini sedang terhambat aktivitas di luar bisa tetap memesan sayur dan bahan masakan tanpa harus meninggalkan rumah.

 

Kamal cs akan membelikan pesanan pelanggan dari pasar induk. Pesanan lalu dikirimkan ke pemesan keesokan harinya melalui ojek daring.

Belanja di @kangsayurbdg juga punya nilai plus, sebab pembeli sekaligus telah membantu para ojek daring untuk mendapatkan penghasilan. Ini karena Kamal menyisihkan sebagian keuntungan untuk membantu ojek yang mengantar pesanannya agar bisa segera pulang ke rumah.

"Karena pada dasarnya orang Indonesia cepat kalau soal tolong-menolong. Cuma kadang mereka mager (malas bergerak). Ya sudah kami bantu. Kami membelanjakan pesanan anda dan membantu untuk berbagi kepada yang membutuhkan," ucapnya.

Toko online @kangsayurbdg mulai beroperasi 23 Maret 2020. Setiap hari, rata-rata @kangsayurbdg melayani 20-35 pelanggan. Kamal bilang, dengan belanja di @kangsayurbdg, pembeli juga bisa jaga jarak karena akan terhindar berinteraksi dengan keramaian.

Awalnya, Kamal mengaku tidak mudah menjalankan usaha ini. Ia sendiri yang harus berbelanja ke pasar, kemudian harus membangun relasi dengan para pedagang. Apalagi ia bukan orang yang sering ke pasar.

Kini pekerjaannya lebih mudah karena sudah dibantu seorang karyawan. "Sekarang @kangsayurbdg sudah merambah ke web dan punya satu karyawan," ungkapnya.

Selain itu, @kangsayurbdg juga menyisihkan penghasilan untuk membagikan lebih dari 4.000 masker gratis kepada yang membutuhkan. Menurutnya, itu juga bisa berperan dalam menurunkan harga masker.

"Kita bagi masker kain sebanyak mungkin, tujuannya agar permintaan masker medis bisa berkurang, jadi harga masker bisa turun sehingga tenaga medis yang berada di garda terdepan itu bisa tetap mendapatkan masker dengan mudah, gitu kan konsepnya," beber pria 27 tahun itu.

Baginya, wabah COVID-19 memberi banyak sekali pelajaran, salah satunya ialah menuntut manusia lebih berdaya dan beradaptasi. "Semua orang sekarang sedang jatuh, tapi saya memilih bagaimana jatuh dengan elegan," ucapnya.

 

Rekomendasi