Mengapa Paus Bisa Terdampar di Pantai? Berikut Penjelasannya

| 07 Apr 2023 07:05
Mengapa Paus Bisa Terdampar di Pantai? Berikut Penjelasannya
Paus sperma terdampar di pantai Bali (Antaranews)

ERA.id - Pada Rabu, 5 April 2023, seekor paus sperma sepanjang 18 meter terdampar di Pantai Yeh Malet, Kabupaten Karangasem, Bali. Mamalia besar itu sudah mati. Namun, peristiwa ini menimbukan pertanyaan, mengapa paus bisa terdampar di pantai?

Sebelum kasus di Pantai Yeh Malet, seekor paus sperma lain terdampar di Pantai Lepang, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali. Kasus paus terdampar tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai wilayah di dunia.

Paus sperma di Klungkung Bali (Antaranews)

Berdasarkan kasus-kasus di dunia, ada beberapa alasan paus bisa terdampar di pantai. Berikut adalah penjelasannya, dikutip Era.id dari National Geographic.

Alasan Paus Bisa Terdampar di Pantai

·         Topografi

Bentuk pesisir dan daerah pasang surut membuat sejumlah kawasan menjadi perangkap alami mamalia laut. Beberapa tempat tercatat sering menjadi lokasi terjadinya terdampar massal, misalnya Farewell Spit di Selandia Baru, garis pantai Laut Utara, dan Cape Cod di Amerika Serikat.

Menurut Nick Davison, tim koordinator penyelamatan hewan terdampar di Scottish Marine Animal Stranding Schemeu, wilayah tersebut terlalu dangkal bagi paus untuk bernavigasi. Kemampuan ekolokasi paus dirancang untuk perairan dalam.

Selain itu, pada masa siklus pasang surut, air laut bisa surut hingga beberapa kilometer dalam hitungan menit. Dengan demikian, binatang laut bisa terjebak di pantai sebelum kembali ke perairan dalam.

·         Faktor alami paus

Seekor paus bisa saja terdampar karena sakit, terluka, pikun, tersesat, atau tidak bisa makan. Hal tersebut dijelaskan oleh Dan Jarvis, personel penyelamatan hewan di British Divers Marine Life Rescue.

Mamalia yang secara alamiah sedang lemah mungkin hanyut terbawa arus. Sementara, hewan yang mengalami disorientasi arah bisa saja tersesat ke perairan dangkal. Penyebab lain adalah aktivitas perburuan dalam rantai makanan. Hal ini berlaku bagi pemangsa dan mangsa.

·         Manusia

Penangkapan ikan, polusi atau pencemaran air, serangan kapal, dan lain sebagainya bertanggung jawab terhadap banyaknya kasus cedera dan kematian hewan laut yang kemudian terdampar.

Penangkapan ikan secara berlebihan membuat ordo cetacea kehilangan sumber makanan utama mereka. Hal tersebut memaksa para cetacea menjelajah lebih jauh, bahkan ke perairan dangkal di pesisir.

Polusi berbahaya juga bisa menjadi penyebab sebab semua bahan kimia berakhir di laut. Rob Deaville, manajer proyek di CSIP, menjelaskan bahwa ada bukti hewan sakit dengan tingkat polutan kimia lebih tinggi daripada hewan sehat.

Pencemaran lingkungan juga bisa berdampak buruk. Plastik di laut bisa membelit hewan, dimakan hewan, dan memicu kontaminasi mikroplastik yang terakumulasi di tubuh para satwa tersebut.

·         Laut padat dan bising

Ini juga berkaitan dengan ulah manusia. Bagi Anda, polusi suara dari kendaraan bermotor mungkin mengganggu kenyamanan. Sementara, polusi suara dari sinyal sonar dan survei seismik mengganggu kemampuan navigasi dan komunikasi paus.

Gangguan ini bisa menakuti, membingungkan, dan mendorong para paus mendekati daratan. Satwa laut dalam seperti paus sangat rentan terhadap sonar, bahkan dalam jarak beberapa kilometer.

Berdasarkan penelitian, paus bisa jadi merupakan hewan paling canggih secara akustik. Mereka menggunakan suara untuk berbagai aktivitas dan suara bisa merambat lebih cepat di air daripada di udara. Selain itu, air mempertahankan intensitas suara lebih lama sehingga bisa mencederai pendegaran paus.

Itulah beberapa alasan paus bisa terdampar di pantai. Meski ada faktor alami, ada baiknya manusia tidak menambah faktor yang membahayakan mamalia tersebut. 

Rekomendasi