ERA.id - Salah satu fenomena cuaca yang mungkin membuat banyak orang merasa bingung adalah kenapa saat mau hujan udara terasa panas.Keadaan ini seringkali memicu pertanyaan sebuah paradoks cuaca yang menarik untuk diungkap.
Artikel ini akan menjelaskan fenomena di balik sensasi panas yang terjadi sebelum hujan, menyelidiki faktor-faktor atmosfer dan geografis yang berperan dalam membuat udara terasa hangat meskipun mendung.
Kenapa Saat Mau Hujan Udara Terasa Panas?
Perlu diketahui, hujan diproduksi melalui satu proses sederhana yaitu ketika udara yang naik, maka udara di sekitar permukaan menjadi hangat. Kemudian udara yang naik mengalami tekanan udara yang lebih rendah di sekitarnya, dan udara yang naik tersebut akan memuai.
Selanjutnya, udara yang memuai menjadi lebih dingin dan tidak dapat menahan uap air. Uap air tersebut kemudian mengembun dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Udara panas dan lembab adalah memicu udara yang naik, yang kemudian berubah menjadi hujan dan petir.
Melalui pengamatan, Anda dapat melihat gerakan naik ini ketika melihat awan kumulonimbus yang menjulang tinggi. Saat udara naik lebih tinggi di atmosfer, udara tersebut akan mendingin.
Kemudian udara yang lebih dingin tidak dapat mempertahankan kelembaban dalam bentuk uap air yang tidak terlihat, sehingga terjadi kondensasi, awan terbentuk, dan hujan pun terjadi.
Fenomena ini dapat diilustrasikan ketika Anda mengeluarkan bir dingin dari kulkas di hari musim panas yang lembab. Kaleng bir segera ditutupi dengan air karena pendinginan udara di sekitar kaleng.
Dengan demikian, kondisi cuaca yang mencegah udara naik juga akan mencegah hujan turun. Di situlah suhu sangat tinggi memainkan peranannya. Bukan hanya suhu panas di permukaan tanah yang menghentikan pembentukan hujan. Suhu panas di ketinggian juga mencegah udara permukaan naik, mendingin, dan mengalami kondensasi.
Pengertian Atmosfer Tertutup dan Ilustrasinya
Bayangkan balon udara panas. Ketika pilot ingin balon naik lebih tinggi, tali ditarik, dan api di dalamnya memanaskan udara di dalam balon. Balon mulai naik. Saat udara di dalam balon mendingin menjadi sama dengan suhu udara sekitar maka balon berhenti naik. Kemudian, ketika udara di dalam balon lebih dingin daripada udara sekitar, balon mulai turun.
Proses yang sama terjadi di atmosfer. Meteorolog menyebut fenomena ini sebagai "atmosfer tertutup." Sebuah fenomena ketika akan sangat panas di ketinggian sehingga udara dari permukaan tidak akan naik.
Sebagai contoh ketika suhu sekitar 52 derajat Fahrenheit pada ketinggian 5.000 kaki sebagai batas bawah suhu capping.
Suhu di ketinggian pada hari Jumat dan Sabtu nanti diperkirakan akan sekitar 60 derajat Fahrenheit pada ketinggian penutupan. Maka suhu tersebut sudah cukup tinggi untuk mencegah terbentuknya badai petir.
Berdasarkan fenomena di atas dapat diketahui penyebab mengapa front dingin mengakhiri gelombang panas dan menyebabkan badai petir. Perlu diketahui, front dingin juga diikuti oleh udara dingin di ketinggian, dan penutupan hilang.
Selain kenapa saat mau hujan udara terasa panas, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…