ERA.id - Toilet berbahan titanium, seharga 23 juta dolar AS (Rp341,1 miliar) dan disesuaikan untuk astronot perempuan, akan diujicoba oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebelum dibawa ke bulan.
Toilet ini saat ini masih belum mencapai stasiun luar angkasa karena roket kargo yang hendak diterbangkan dari Wallops Island, Virginia, AS, gagal terbang pada Kamis (1/10/2020).
Penerbangan itu dibatalkan dua menit sebelum roket lepas landas. Penerbangan akan coba dilakukan lagi pada Jumat petang.
Dengan berat 45 kg dan tinggi 71 cm, ukuran toilet ini hanya setengah dari tinggi toilet buatan Rusia yang saat ini dipakai di stasiun luar angkasa. Namun, ukuran tersebut lebih ringkas untuk dibawa via kapsul Orion milik NASA yang akan membawa para astronot ke bulan dalam beberapa tahun mendatang.
Toilet tersebut nantinya akan diujicoba oleh para astronot dalam beberapa bulan ke depan, seperti dilansir Associated Press. Bila toiletnya "tidak mampet", maka ia akan dibuka untuk semua penghuni ISS.
Kebutuhan akan toilet meningkat setelah perusahaan swasta seperti SpaceX mulai meluncurkan astronot ke stasiun luar angkasa. Boeing juga akan mengirimkan kru-nya ke ISS kurang dari 12 bulan ke depan.
Toilet baru ini nanti akan ditempatkan di sebelah toilet lama yang ada di lokasi kerja astronot AS.
Desain toilet lama dikatakan lebih didesain bagi para astronot laki-laki. Kini, desain toilet baru ini dibuat akan menjorok ke depan dan lebih tinggi. Bentuknya akan membantu para astronot memposisikan diri, kata manajer proyek Johnson Space Center di Amerika Serikat, Melissa McKinley.
"Membersihkan sisa air kecil itu hal yang sangat penting. Kami tidak ingin ada kotoran yang meleset dari lubang," kata McKinley.
Seperti diketahui, air kecil, dan "air besar", akan melayang dalam bentuk molekul dan susah dikendalikan.
Toilet di luar angkasa biasa menggunakan teknik penghisapan udara, alih-alih air dan gaya gravitasi, untuk membersihkan kotoran manusia. Air kencing yang dikumpulkan dalam toilet akan dimasukkan ke dalam sistem daur-ulang NASA yang memproduksi air untuk diminum dan memasak.
Bahan titanium dan metal lainnya dipakai sebagai toilet karena mampu bertahan dari cairan asam yang dipakai dalam proses penjernihan air urine para astronot.