ERA.id - Roket OSIRIS-REx yang dikendalikan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat NASA) berhasil mengambil sampel batuan dari asteroid bernama Bennu, Selasa (20/10/2020) sore waktu AS. Bisa menjadi petunjuk mengenai awal mula alam semesta.
OSIRIS-Rex yang telah diluncurkan pada September 2016, memilih satu area rata di asteroid yang berukuran 500 meter itu. Seperti dilansir oleh Scientific American, semula tim teknisi NASA, yang mengendalikan roket dari kantor Lockheed Martin Space di Colorado, AS, memilih satu kawah yang diberi nama Nightingale, karena kondisi batuan di area itu relatif lebih bersih dan belum banyak terekspos debu luar angkasa. Namun, lokasi itu ditinggalkan karena permukaannya tidak rata dan membahayakan misi.
"We're going in." "Touchdown declared. Sampling is in progress." @OSIRISREx touched the surface of asteroid Bennu to capture rocks & dust with its robotic arm. After this brief TAG (Touch-And-Go maneuver), it will fire thrusters to back away to a safe distance. #ToBennuAndBack pic.twitter.com/RPd5R3cWUD
— NASA (@NASA) October 20, 2020
Seperti diceritakan oleh media yang sama, kira-kira pukul 2 siang, Selasa lalu, OSIRIS-REx bergerak keluar orbit dan mulai mendekati permukaan asteroid Bennu. Pada pukul 6.12 sore, roket tersebut berhasil mendarat lembut di permukaan asteroid selama 10 detik, dan pada saat itulah terjadi proses pengambilan sampel batuan oleh robot yang menyertai roket tersebut.
The back-away burn is complete 🛑✅ I'm now moving to a safe distance away from Bennu. pic.twitter.com/bXk2ufSneS
— NASA's OSIRIS-REx (@OSIRISREx) October 20, 2020
Para teknisi roket NASA meyakini bahwa operasi Selasa lalu sukses. Sample batuan yang diambil ditargetkan memiliki berat 150 gram hingga 4 kilogram.
Gambar-gambar terkini dari misi roket OSIRIS-Rex baru akan dikirimkan ke bumi pada 21 Oktober waktu AS, atau hari ini.
Mengenai pentingnya misi pengambilan sampel batuan yang jaraknya lebih dari 321,8 juta kilometer dari bumi, Richard Binzel, ahli astronomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyebut bahwa asteroid ini mirip "kapsul waktu" yang dimiliki oleh alam semesta.
"Mereka mirip kapsul waktu dari era awal alam semesta ini," kata Binzel.
Seperti dilansir Mashable, Binzel berkata bahwa selama umur alam semesta yang telah mencapai 4,5 miliar tahun, asteroid seperti Bennu tidak mengalami banyak perubahan.
"Ini semacam mencari sampel material yang membentuk planet di tata surya," kata Binzel.
Program OSIRIS-Rex bermula di tahun 2004 ketika peneliti luar angkasa dari Universitas Arizona Dante Lauretta menyodorkan ide penelitian asal mula alam semesta kepada Discovery Program milik NASA. Dalam proposal program ini, asteroid seperti Bennu dianggap pernah terlibat dalam proses pembentukan awal tata surya, termasuk yang membentuk struktur planet-planet seperti bumi.
Asteroid Bennu juga menyimpan jawaban krusial lainnya, yaitu tentang asal mula pembentuk kehidupan di muka bumi. Beberapa peneliti yakin bahwa sebagian dari unsur karbon yang ada di bumi berasal dari sumber luar angkasa seperti asteroid.