ERA.id - Bagi anak 90an, mungkin akrab dengan biskuit Marie Regal. Ituloh, biskuit yang gampang lumer kalau kena air. Biskuit Marie juga sering dijadikan makanan bayi setelah ditumbuk sampai halus dan diberi air hangat.
Biskuit Marie yang enak ini, ternyata bukan sekadar makanan saja. Ada peristiwa besar di baliknya, terkait soal kerajaan Inggris dan sekutunya.
Ternyata setelah diusut, biskuit Marie pertama kali dibuat di London tahun 1874 oleh perusahaan roti bernama namanya Peak Freans Bakery. Biskuit Marie dibuat untuk memperingati pernikahan bangsawan Rusia, Maria Alexandrovna, yang dinikahi bangsawan Inggris dari Edinburgh.
Untuk menghormati sang bangsawan, nama Maria dicap di atas biskuit, makanya diberi nama biskuit Maria. Sejak saat itu biskuit Maria menyebar ke seluruh dataran Eropa, terutama Spanyol.
Saat di Spanyol, biskuit Maria diproduksi massa karena saat itu Spanyol lagi kelebihan produksi gandum. Orang Spanyol mengenang biskuit Maria sebagai simbol pemulihan ekonomi pasca perang sipil.
Lama-kelamaan, biskuit Maria merambah kawasan Asia termasuk Indonesia dan namanya pun diganti dengan Marie. Di Indonesia, biskuit Maria lebih dikenal sebagai biskuit Marie.
Teman terbaik teh dan kopi
Biskuit Marie adalah makanan ringan yang paling mudah diterima oleh lidah seluruh bangsa di dunia. Makanya, pemasaran Marie bukan cuma di Indonesia saja.
Di Indonesia, biskuit Marie diproduksi oleh beberapa produsen biskuit dan dijual dengan beberapa merk dan harga. Varian rasanya juga beragam. Paling banyak rasa susu.
Sewaktu kecil, hingga sekarang, Marie tak pernah berubah rasa. Ia masih cocok untuk menjadi teman minum teh atau kopi, sempurna untuk santai sore di beranda rumah.
Buat adik kecil, biskuit Marie juga biasanya jadi makanan perkenalan supaya si adik kecil kenal sama makanan padat. Biasanya dicampur air hangat atau susu, dijadikan bubur. Para ibu juga biasanya pakai biskuit Marie untuk membuat berbagai macam cake atau kue.