ERA.id - Orang tua, dari dulu dan mungkin sampai sekarang, masih sering membedaki wajah bayinya sampai cemong. Bukan pada saat bayi saja, tapi saat anak-anak juga.
Perlu diingat, bahwa saat kita ingin keluar bermain bersama teman, orang tua sering membedaki wajah kita dengan bedak sampai cemong. Itu saat kita masih bocah ingusan, ya.
Walau sekarang kita sadar itu hal yang aneh, kita harusnya berterima kasih pada orang tua, karena dibedaki adalah bentuk kasih sayangnya. Benar tidak, sih?
Sebelum lebih jauh menjelaskan alasannya, mengapa orang tua dulu membedaki kita sewaktu kecil sampai cemong. Perlu kita tahu dulu dong sejarah bedak seperti apa.
Dulu, bedak bukan digunakan sebagai kosmetik atau kesehatan, melainkan untuk urusan klenik. Budaya timur dulunya memanfaatkan bedak padapernikahan atau ritual adat lainnya. Penggunaan bedak dipercaya mampu menangkal gangguan roh halus.
Sekisar 30 tahun SM, bedak mulai ditonjolkan sebagai produk kecantikan oleh Cleopatra Cleopatra, ratu Mesir tersohor pada zamannya. Bedaknya dibuat dari dari berbagai campuran seperti kotoran buaya yang diolah menjadi bubuk, campuran kapur dan tanah liat, timah putih, hingga tepung beras dan gandum.
Baru mulai abad ke-20 di Prancis, diciptakanlah bedak dengan komposisi yang biasa kita gunakan hingga sekarang, yakni bedak dengan bahan dasar talcum. Penggunaannya pun cukup spesifik, mulai dari bedak kecantikan untuk orang dewasa hingga bedak khusus bayi.
Hingga bisa kita tarik kesimpulan, zaman dulu, orang-orang terbiasa menggunakan bedak dingin di sekujur tubuh dan wajahnya sebelum berangkat ke sawah, agar terlindung dari panasnya sengatan matahari.
Kala itu, bedak memang harus digunakan dengan tebal dan belepotan agar bisa sukses melindungi kulit dari panas. Penggunaan bedak dingin ini berasal dari budaya pedagang Gujarat. Mereka menggunakan campuran tepung beras dan air mawar yang dipercaya mampu merawat dan melindungi wajah.
Di kebanyakan negara maritim, bedak dingin banyak dimanfaatkan nelayan untuk melembabkan kulit. Besar kemungkinan penggunaan bedak semacam ini menjadi budaya sampai sekarang hingga ke pengasuhan.
Asal tahu saja, penggunaan bedak bayi dapat mencegah munculnya ruam, biang keringat, hingga mencegah kulit lecet karena gesekan. Meski begitu, banyak dokter mengimbau agar tidak menggunakan bedak pada wajah bayi.
Alasannya, jangan sampai bayi menghirup bedak dan mengganggu sistem pernapasannya. Itulah mengapa banyak orang tua yang sekarang mulai beralih dari bedak bubuk ke bedak cair. Bagaimana, sekarang sudah tahu kan alasannya mengapa kita sering dibedaki sampai cemong?