Iwan Bule Bilang Tak Terlintas di Hatinya Mengabaikan Tragedi Kanjuruhan, Kamu Percaya?

| 31 Oct 2022 16:07
Iwan Bule Bilang Tak Terlintas di Hatinya Mengabaikan Tragedi Kanjuruhan, Kamu Percaya?
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. (Dok. Iwan)

ERA.id - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan tidak lari dari tanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan ratusan orang suporter Arema.

Setelah didesak terus-menerus untuk mundur dan diminta oleh anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, untuk menyegerakan Kongres Luar Biasa (KLB). Iwan Bule pun akhirnya takluk.

Jalan itu diambil demi bergulirnya kompetisi di Indonesia, mengingat banyak pihak yang menggantungkan hidupnya dari adanya pertandingan di stadion-stadion.

"Saya hanya ingin kompetisi itu bisa berjalan. Dengan kompetisi terhenti, maka muruah sepak bola itu akan hilang," kata Iwan Bule dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Pada intinya, menyoal soal makian suporter yang dialamatkan kepadanya, Iwan bilang, tidak ada sedikit pun terlintas di hatinya untuk mengabaikan tragedi tersebut.

"Kami sepakat mengusulkan kepada FIFA untuk mempercepat kongres dan KLB untuk merespons rekomendasi TGIPF dengan tujuan agar kompetisi sepak bola di Indonesia dapat diizinkan digelar kembali. Selain itu, Kami melakukannya karena adanya permintaan dari anggota kami yang memiliki suara (voters)," katanya menambahkan.

Pihaknya berharap proses percepatan KLB ini bisa diakomodasi juga oleh FIFA yang menjadi induk organisasi PSSI.

"Hari ini rencananya surat percepatan KLB dikirim ke FIFA. Jadi mari kita menunggu dan bersabar. Saya juga berharap agar duka sepak bola kita segera berakhir dan kompetisi bisa kembali digulirkan," kata Iwan.

Adapun kompetisi Liga 1, Liga 2 hingga Liga 3 terhenti sementara pasca-Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober lalu.

Sebelumnya, praktisi sepak bola yang sebelumnya menjadi Ketua Tim Perumus Statuta PSSI Dali Tahir mengingatkan bahwa desakan digelarnya KLB bukan kali pertama ini dihadapi federasi sepak bola Indonesia, PSSI.

"Model desakan seperti ini bukan yang pertama kali. Ali Sadikin, dikudeta. Lalu, Nurdin Halid (NH) didemo, tidak tanggung-tanggung 11 bulan, 2010-2011. Demo yang jelas-jelas dikoordinir," kata Dali Tahir.

Bahkan, menurut pemilik nama lengkap Gelora Surya Dharma Tahir itu, pada zaman Nurdin Halid sampai ada PSSI tandingan sebagai buntut tak gamangnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI saat itu untuk menggelar KLB.

Rekomendasi