ERA.id - CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin tak kuasa membendung keharuannya, usai Pasukan Ramang lepas dari jeratan degradasi pada musim ini di Liga 1.
Bagaimana tidak, klub kebanggaan anak Sulsel itu, dominan meraih hasil minor. Torehan ini, membuat banyak orang yang kaget, sebab PSM selama beberapa musim dianggap klub berbahaya.
Dari hasil yang didapat, Ferdinand Sinaga dkk itu nyaris terlempar dari kasta bergengsi perhelatan sepak bola nasional.
PSM memang terpuruk, harus diakui. Dalam 33 pertandingan, mereka hanya meraih 8 kemenangan, 14 seri dan 11 kekalahan.
Sebelumnya, pada musim 2017, anak asuh Joop Gall ini, berhasil finis di posisi ketiga dengan mengemas poin 65. Hanya beda tiga poin dari Bali United di peringkat kedua dan Bhayangkara FC yang keluar sebagai juara.
Kala itu, Bhayangkara berhasil menjadi juara lantaran menang dalam selisih jumlah gol.
Musim 2018, PSM sedikit lagi merasakan juara. Sayang, pada pertandingan penentu, Persija Jakarta memastikan titel juara usai mengalahkan Mitra Kukar dengan skor 2-1 di laga pamungkas.
Dua gol yang dicetak Persija kala itu diciptakan oleh Marko Simic.
Sedangkan PSM Makassar yang kala itu melakoni laga pamungkasnya, harus mengikhlaskan titel juara. Walau menang melawan PSMS Medan dengan skor akhir 5-1. Persija tetap unggul 1 poin dari PSM.
Ujian berat melanda PSM Makassar pada tahun 2019. Pasukan Ramang hanya finis di posisi ke-12 klasemen Liga 1. Bermain dalam 34 pertandingan, PSM meraih 13 kemenangan, 5 seri dan 16 kekalahan.
Di musim 2021/2022, CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin mengakui jika musim ini merupakan musim yang tersulit baginya. Hal itu terlihat jelas di postingan akun Twitter-nya, sesaat setelah laga PSM melawan Persiraja Banda Aceh, Jumat (25/3/2022).
Kemenangan tipis itupun disyukuri, karena PSM Makassar dapat bertahan di kasta tertinggi liga Indonesia, yakni Liga 1.
"Satu kata, Alhamdulillah Hirobbil Alamin, kita bersyukur kepada Allah SWT karena musim ini adalah musim yang terberat bagi saya, bagi tim PSM," ucap Appi dengan kondisi mata yang memerah usai menangis haru, lewat sebuah video.
Jika saja PSM Makassar tak dapat memenangkan pertandingan itu, sudah dipastikan Ferdinand Sinaga dan kawan-kawan akan bermain di Liga 2 Indonesia.
Tapi permainan hebat yang dilakukan pemain PSM membuahkan hasil sekaligus membuktikan tempat terbaik untuk klub kebanggaan Kota Makassar itu adalah di Liga 1.
"Selama menangani PSM, musim inilah yang terberat sampai ke pekan ke-33 kita harus berjuang dari zona degradasi," lanjut Appi dalam videonya.
Pria kelahiran 1975 ini menjanjikan kepada seluruh suporter PSM Makassar, bahwa ia akan merombak skuadnya demi menatap musim depan.
"InsyaAllah, saya janji kepada seluruh pecinta PSM di mana pun berada, kita akan bangun skuat yang kuat di musim depan. kita akan memperlihatkan, bahwa kita adalah sebuah kekuatan sepakbola yang ada di negara Republik Indonesia, yakinlah kita akan bisa melakukan itu, kalau kita bersatu, kita bisa membangun sepakbola Indonesia. PSM adalah kita, dan kita adalah PSM. Ewako!" tegas Appi.