ERA.id - Twitter meluncurkan aturan baru tentang larangan membagikan foto atau video orang lain tanpa persetujuan. Konten berisi foto atau video tanpa izin itu akan langsung dihapus oleh pihak Twitter.
Aturan ini diluncurkan oleh Twitter pada Selasa (30/11/2021), di mana kebijakan baru itu menyatakan foto atau video individu pribadi yang diposting tanpa izin akan dihapus atas permintaan mereka. Aturan Twitter juga melarang postingan informasi pribadi seperti alamat, nomor telepon, atau catatan medis.
"Ketika kami diberitahu oleh individu yang digambarkan, atau oleh perwakilan resmi, bahwa mereka tidak setuju untuk membagikan gambar atau video pribadi mereka, kami akan menghapusnya," kata pernyataan Twitter, Rabu (1/12/2021).
Lalu, kata Twitter, kebijakan ini tidak berlaku untuk media yang menampilkan tokoh masyarakat atau individu ketika media dan teks tweet yang menyertainya dibagikan untuk kepentingan publik atau menambah nilai wacana publik.
Kebijakan ini dinilai lebih jauh dari undang-undang AS yang mengizinkan orang untuk difoto atau difilmkan di tempat umum. Di bawah kebijakan Twitter, orang dapat meminta agar foto mereka dihapus bahkan bila gambar itu diambil di depan umum.
Tetapi Twitter mengatakan bahwa kebijakan konsitennya dengan undang-undang privasi di Uni Eropa dan tempat lain yang menghapus foto pribadi di lokasi itu sudah sesuai dengan undang-undang setempat.
"Kebijakan baru ini akan memperluas hak privasi bagi pengguna di negara-negara yang tidak memiliki undang-undang serupa," kata juru bicara Twitter dikutip BBC.
Melalui kebijakan Twitter, pengguna dapat menghapus foto jika digunakan untuk melecehkan mereka atau jika mereka tidak menyukai foto tersebut.
Salah satu contoh pelecehan publik secara online termasuk tindakan rasis, seksis, dan homofobik di salah satu situs streaming video gim terbesar di dunia.
Dalam kasus ini banyak sekali kasus pelecehan dan korban sering kali harus berjuang keras untuk melihat gambar diri mereka sendiri yang menyakitkan, menghina, atau diproduksi secara ilegal dihapus dari platform online.
Meski pun demikian Twitter juga berencana untuk membuat pengecualian untuk gambar dan video yang layak diberitakan, dan perusahaan akan mempertimbangkan apakah gambar tersebut tersedia untuk umum, digunakan oleh outlet berita tradisional atau "relevan dengan komunitas."
"Kami akan selalu mencoba untuk menilai konteks di mana konten dibagikan, dan, dalam kasus seperti itu, kami dapat mengizinkan gambar atau video untuk tetap berada di layanan," bunyi kebijakan itu.
Perubahan itu terjadi sehari setelah salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey mengumumkan dia meninggalkan perusahaan, dan menyerahkan tugas CEO kepada eksekutif perusahaan Parag Agrawal.