Usul Aturan Pakai Media Sosial Harus Punya Sertifikat Vaksin, Pendapat Desta Mahendra Tuai Pro Kontra

| 21 Jul 2021 20:53
Usul Aturan Pakai Media Sosial Harus Punya Sertifikat Vaksin, Pendapat Desta Mahendra Tuai Pro Kontra
Desta (Foto: IG @desta80s)

ERA.id - Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat akan resmi diakhiri pada 26 Juli 2021 mendatang. Keputusan yang diumumkan langsung oleh Presiden Jokowi ini menuai perhatian banyak pihak, termasuk kalangan selebriti, salah satunya Desta Mahendra.

Melalui cuitan di Twitternya, Desta tampak mengusulkan aturan penggunaan media sosial di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melonjak saat ini. Menurut Desta, orangg-orang yang menggunakan media sosial harus yang sudah bersertifikat vaksin.

"Nanti kalo ppkm udah diperlonggar, ke depannya bikin aturan aja yang mau log in sosmed, Twitter dan Instagram wajib upload sertifikat vaksin," tulis Desta, pada Selasa (20/7/2021).

Desta mengungkapkan bahwa alasannya mengusulkan peraturan tersebut guna menghentikan penyebaran berita-berita tidak benar di media sosial oleh oknum tak bertanggung jawab. Terlebih orang-orang yang tidak percaya akan virus corona dan tak mau divaksin.

Cuitan Desta (Foto: Screenshoot Twitter)

"Jadi andai ada yang ga percaya covid dan ga mau vaksin pun, minimal ga punya tempat ngebacot," lanjut Desta.

Cuitan Desta ini pun mendapat banyak perhatian dan menuai pro kontra di kalangan netizen. Banyak dari mereka yang mengaku setuju dengan Desta, tetapi ada juga yang menilai usulan Desta menyusahkan masyarakat yang susah mendapatkan jatah vaksin dan bisa membungkam masyarakat mengutarakan opini mereka.

"Setuju bang, ingin rasanya timeline tuh adem. Akun2 yang ga percaya coid dan anggap ini konspirasi bisa diamankan sejenaklah sampe pandemi ini selesai," kata salah satu akun.

"Elo kira dapetin giliran vaksin segampang ngebacot? Semua orang juga pengen divaksin, tapi daerah saya masih terbatas," ujar yang lainnya.

"Beneran banget kita bukan cuma lawan penyakitnya, tapi lawan bacot2 yang sering didenger banyak pengikutnya, nyebarlah tuh hoax2nya," tutur yang lainnya.

"Beda pendapat wajar dan sah sah aja kali, gak usah seekstrim mewajibkan vaksin bla bla, gimana sih menghilangkan hal manusia beda pendapat," sambung yang lainnya.

Rekomendasi