ERA.id - Pada Senin, 13 Maret 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan fasilitas Pura Agung Besakih di Karangasem, Provinsi Bali. Peresmian di Pura Agung Besakih Bali dilaksanakan setelah penataan kawasan suci tersebut selesai dilakukan.
"Dengan memohon resti Ida Sang Hyang Widhi Wasa, penataan Pura Besakih saya nyatakan diresmikan," kata Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengaku senang berada di kawasan Pura Agung Besakih. Pura tersebut, kata dia, sangat disucikan oleh umat Hindu di Bali serta umat Hindu di seluruh wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, Pura Agung Besakih mesti dirawat dan dijaga dengan baik.
“Sehingga umat Hindu dan pengunjung yang datang ke Pura Besakih bisa merasakan aura kesuciannya. Karena dengan terjaganya kesucian terjaga kebersihan kerapihan sekaligus menjadi tempat yang indah,” terang Presiden Jokowi.
Pura Agung Besakih Bali
Dikutip Era.id dari situs resmi Pemkab Karangasem, lokasi Pura Agung Besakih ada di lereng barat daya Gunung Agung, tepatnya di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali. Dari Kota Denpasar, kawasan ini berjarak sekitar 25 km ke arah utara dari Kota Semarapura–Kabupaten Klungkung.
Pemandangan indah terlihat saat menuju ke pura ini, terutama saat melewati Bukit Jambul, salah satu objek wisata Kabupaten Karangasem. Lokasi pura ada di desa yang dianggap suci karena berada di ketinggian, yang disebut Hulundang Basukih kemudian menjadi Desa Besakih.
Kata besakih berasal dari bahasa Sanskerta, wasuki, atau dalam bahasa Jawa Kuno, basuki, yang bermakna ‘selamat’. Penamaan Pura Besakih juga berdasarkan mitologi Naga Basuki yang menjadi penyeimbang Gunung Mandara.
Terdapat banyak peninggalan sejarah zaman megalitik di kompleks Pura Besakih, seperti menhir, takhta batu, dan struktur teras serupa piramida. Hal tersebut menunjukkan bahwa tempat tersebut sudah ada sejak zaman yang sangat tua, jauh sebelum pengaruh Hindu masuk.
Konstruksi Pura Besakih
Pembangunan kompleks Pura Besakih berdasarkan keseimbangan alam dalam konsep Tri Hita Karana. Penataannya sesuai arah mata angin agar struktur bangunan bisa mewakili alam sebagai simbol keseimbangan tersebut.
Masing-masing arah mata angin disebut mandala dengan dewa penguasa Dewa Catur Lokapala. Mandala tengah menjadi poros sehingga kelima mandala dimanifestasikan sebagai Panca Dewata.
Untuk memahami struktur bangunan Pura Besakih berdasarkan konsep arah mata angin, simak penjelasan berikut ini.
1. Pura Penataran Agung Besakih sebagai pusat mandala di tengah dan menjadi pura terbesar di kelompok pura kawasan tersebut. Pura ini ditujukan untuk memuja Dewa Çiwa.
2. Pura Gelap di arah timur yang ditujukan untuk memuja Dewa Içwara.
3. Pura Kiduling Kereteg di arah selatan yang ditujukan untuk memuja Dewa Brahma.
4. Pura Ulun Kulkul di arah barat yang ditujukan untuk memuja Dewa Mahadewa.
5. Pura Batumadeg di arah utara yang ditujukan untuk memuja Dewa Wisnu.
Itulah penjelasan mengenai Pura Agung Besakih Bali yang belum lama ini fasilitasnya diresmikan oleh Presiden Jokowi. Sebagai tempat suci, Pura Besakih harus dijaga dan dirawat dengan baik.