Pariwisata di NTT Merugi dan Kemungkinan Bisa Hancur

| 21 Jul 2020 14:41
Pariwisata di NTT Merugi dan Kemungkinan Bisa Hancur
Labuan Bajo (Setkab)

ERA.id - Sektor pariwisata di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, merugi Rp 5 miliar akibat pandemi COVID-19. Hal itu diakui dinas pariwisata Manggarai Barat. 

"Merugi Rp5 miliar dan ini hanya dalam waktu dua bulan saja (Mei hingga Juni)," kata Kadis Pariwisata Manggarai Barat, Agustinus Rinus, Selasa (21/7/2020).

Kerugian itu dihitung setelah pihaknya bersama dengan Politenik El Bajo Commodus melakukan survei bersama terkait dampak langsung dari pandemi COVID-19 itu.

Dari hasil survei itu disimpulkan bahwa jika pandemi COVID-19 terus berlanjut dan sektor pariwisata tak dibangkitkan kembali, maka dipastikan pariwisata di Labuan Bajo akan hancur.

"Selain itu juga pelaku-pelaku pariwisata di Labuan Bajo ini belum menerapkan manajemen risiko. Sehingga banyak pelaku wisata yang kaget dan tak punya simpanan saat pandemi ini," tutur dia.

Agustinus mengatakan bahwa dari 4.412 tenaga kerja di sektor pariwisata, hampir sebanyak 85 persen terdampak. Para tenaga kerja itu terpaksa dirumahkan untuk sementara waktu, meski banyak juga yang diberhentikan.

Selama ini untuk tetap membuat perekonomian di sektor pariwisata tetap berjalan, pemerintah daerah telah memberikan stimulus kepada sejumlah hotel dan restoran di daerah itu.

"Bupati mengeluarkan surat memberikan pembebasan pajak hotel dan restoran yang selama ini sudah berjalan. Dan dampaknya positif sehingga banyak hotel yang masih tetap beroperasi walaupun minim wisatawan yang menginap," tutur dia.

Ia menambahkan, stimulus pembebasan pajak sudah berlaku selama lima bulan sejak Maret lalu dan akan berakhir pada Juli. Namun, akan ada evaluasi lagi, apakah akan diperpanjang atau tidak.

Sementara terkait pendapatan asli daerah (PAD) dipastikan mengalami penurunan yang sangat jauh dari target yang akan dicapai pada tahun 2020.

"Kalau PAD kita justru turun jauh sekali dari sektor pariwisata. Tahun ini kita targetkan Rp30 miliar. Tetapi akhirnya dievaluasi dan turun menjadi Rp9 miliar saja," tutur Agustinus sambil berharap pandemi ini segera berakhir.

Rekomendasi