ERA.id - Ada banyak peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi sebelum Indonesia meraih kemerdekaan. Salah satunya yaitu peristiwa Rengasdengklok. Lantas apa tujuan para pemuda membawa Soekarno Hatta ke Rengasdengklok? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Para pemuda membawa atau menculik Soekarno dan Hatta tentunya memiliki tujuan. Salah satu wilayah Jawa Barat yang dijadikan tujuan tersebut bukanlah tanpa alasan. Alasan tersebut berkaitan erat dengan peristiwa kemerdekaan Indonesia.
Tujuan Para Pemuda Membawa Soekarno Hatta ke Rengasdengklok
Peristiwa sejarah ini terjadi tepat sehari sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, yakni pada tanggal 16 Agustus 1945. Peristiwa Rengasdengklok mempunyai latar belakang yang khusus. Adapun latar belakang terjadinya peristiwa ini dikarenakan adanya perbedaan pendapat dari golongan muda dan golongan tua.
Kedua golongan tersebut memiliki perselisihan pendapat terkait mekanisme pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Golongan tua mempunyai pendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus diupayakan sesuai dengan rapat PPKI.
Sementara itu, golongan muda memiliki pendapat lain. Menurut golongan muda, kemerdekaan Indonesia harus segera diumumkan saat ada kekosongan kekuasaan sebab pada saat itu Jepang menyerah terhadap sekutu.
Mengutip Soekarno & Tan Malaka: Negarawan Sejati yang Pernah Diasingkan, Nugroho dan Fuji (2020), tujuan para pemuda membawa Soekarno dan Hatta pada dasarnya mengandung maksud dan tujuan yang baik, tidak lain agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Penculikan Soekarno dan Hatta dikerjakan oleh seorang pemuda bernama Singgih yang dibantu oleh Cudanco Latief Hendraningrat. Pada pukul tiga dini hari, Soekarno dan juga Hatta dijemput secara paksa oleh sekelompok pemuda. Selanjutnya, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok.
Diculik dan Dibawa ke Rumah Seorang Petani Keturunan Tionghoa
Wilayah Rengasdengklok dipilih sebab dianggap jaraknya cukup jauh sebagai tempat pengasingan Soekarno dan Hatta. Dengan dipilihnya wilayah Rengasdengklok, golongan tua diharapkan dapat terbebas dari pengaruh pemerintahan Jepang.
Soekarno dan Hatta diasingkan di Rengasdengklok, di rumah seorang petani keturunan Tionghoa bernama Djiaw Kie Song. Sedangkan rumah milik Djiaw Kie Song tersebut memiliki jarak yang dekat dengan markas PETA Purwakarta.
Sehingga sejak tanggal 14 Agustus 1945, rumah tersebut sudah dipegang oleh beberapa golongan muda, antara lain Aidit, Soekarni, Wikana, dan juga Chaerul Saleh.
Selama di Rengasdengklok, golongan muda terus melakukan negosiasi agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, Achmad Soebardjo yang juga tercatat sebagai anggota PPKI datang ke Rengasdengklok untuk menjadi penengah.
Para pemuda memiliki kekhawatiran, jika Indonesia tidak segera memproklamasikan kemerdekaannya, Belanda akan datang kembali ke Indonesia dengan membawa Sekutu. Hal inilah yang menjadi motif para pemuda melakukan penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, agar mereka dijauhkan dari pengaruh Jepang serta mau lekas memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Upaya yang dijalankan para pemuda dengan menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pun membuahkan hasil.
Sebab, setelah dibujuk di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta mendapatkan usulan para pemuda dan segera menyusun naskah proklamasi pada malam itu juga. Keesokan harinya, atau pada 17 Agustus 1945, dengan didampingi oleh Hatta, proklamasi kemerdekaan Indonesia pun dikumandangkan oleh Soekarno.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…