Mimpi Presiden Palestina Berdamai dengan Israel

| 28 Jun 2018 12:52
Mimpi Presiden Palestina Berdamai dengan Israel
Reruntuhan di Palestina (Sumber: Palestina)
Palestina, era.id - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut negaranya bersungguh-sungguh ingin berdamai dengan Israel. Abbas berharap, kedua negara bisa hidup damai dan stabil dengan dasar perbatasan 1967. 

Hal itu dikatakan Abbas saat menerima kunjungan Pangeran William dari Inggris di kantornya, Kota Ramallah, tepi barat Sungai Jordan.

"Kami ingin mencapai perdamaian melalui perundingan dan ini adalah posisi kami yang belum berubah sejak lama," kata Abbas, dilansir dari Antara, Kamis (28/6/2018).

Itu adalah lawatan pertama anggota kerajaan Inggris ke Palestina. Abbas berharap, kunjungan itu bukan kali terakhir. Kerja sama dengan negara-negara lain, kata Abbas, adalah salah satu upaya negaranya untuk memerangi terorisme.

"Kami berkomitmen untuk memerangi terorisme di mana pun itu, baik di tingkat lokal, regional maupun internasional, dan untuk itu kami melakukan kontak dengan semua negara," ujarnya.

Sementara itu, dalam kunjungannya Pangeran William menyambangi kamp pengungsi Jalazon di dekat Ramallah. Ia juga singgah di kota tersebut untuk menghadiri sebuah acara budaya, dan menyaksikan pertandingan sepak bola oleh anak-anak setempat.

Sebelumnya, Selasa (26/6/2018), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Palestina mengutuk serangan Yahudi terhadap Palestina di makam Nabi Yusuf AS di Kota Nablus, tepi barat sungai Jordan. Mereka mengatakan, pemerintah Israel bertanggung jawab atas serangan yang melumpuhkan tempat suci Palestina itu. 

Atas kejadian tersebut, lebih dari 35 orang Palestina, termasuk wartawati dan anak kecil, cedera lantaran tentara Israel menembakkan peluru berlapis karet dan peluru aktif serta gas air mata dan granat kejut.

Baca Juga: Tentara Israel Tembaki 109 Warga Palestina

Sementara itu, kelompok Yahudi menyerang warga sipil Palestina di Desa Burga.

Kemenlu Palestina menuding Amerika Serikat mendukung Israel dan membiarkan kelompok Yahudi melancarkan provokasi dan kekerasan di tempat suci mereka. Oleh karenanya, Kemenlu menyeru Dewan Keamanan PBB untuk mempercepat pelaksanaan mekanisme hukum internasional dan prosedur untuk mengaktifkan sistem perlindungan internasional. 

 

Rekomendasi