Caleg Artis Jangan Bekerja Nunggu Bayaran

| 21 Jul 2018 15:42
Caleg Artis Jangan Bekerja Nunggu Bayaran
Diskusi Sindo Trijaya, di Cikini, Jakpus, Sabtu (21/7/2018). (Leo/era.id)
Jakarta,era.id - Pendaftaran calon anggota legislatif pada Pemilu 2019 diwarnai dengan masuknya sejumlah artis ke kancah politik. Wakil Sekretaris DPP PAN Erwin Izharuddin mengatakan, kehadiran sejumlah artis sebagai caleg bukan hal yang mengejutkan.

Menurut Erwin, partai dan artis saling menguntungkan satu sama lain. Partai politik dapat memanfaatkan popularitas sang artis untuk meraup suara, artispun mendapat kesempatan untuk belajar memasuki panggung politik.

Namun, kata Erwin, yang menjadi soal saat ini adalah banyaknya anggota DPR artis yang berpindah partai dengan dugaan diimingi sejumlah uang oleh partai yang meminangnya.

"Kalau anggota dewan bisa dibeli, berarti sudah mewakili suara owner partai politik, bukan suara rakyat lagi" kata Erwin, dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7/2018).

Erwin khawatir para artis yang terjun ke dunia politik belum dapat meninggalkan dunia keartisannya dan menjadi politik sebagai panggung hiburan.

"Kalau artis kan biasa dibayar, kalau sampai kontestasi pileg dianggap panggung hiburan sama mereka, ini bahaya," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo berharap para artis yang masuk ke kancah politik tulus membela kepentingan rakyat. Mereka dia harap harus meninggalkan kebiasaan yang bekerja tergantung pada bayaran yang diterima.

"Jangan sampai mereka yang tadinya artis bayaran ketika di DPR menjadi anggota bayaran," ujar Roy.

Adapun Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq menyinggung partai politik yang menggunakan artis untuk meraup suara. Menurutnya, fenomena pencalonan artis membuktikan kaderisasi partai tidak berjalan dengan baik, alhasil, mereka mencari artis sebagai cara instan agar dapat bertahan di parlemen.

Kata Rofiq, rakyat perlu skeptis tentang partai politik yang melakukan pendulangan suara lewat cara instan. Karena tujuan mereka untuk kepentingan partai politik bukan untuk rakyat.

"Kita melihat pragmatisme demokrasi yang terjadi belakangan ini, maka melahirkan politisi-politisi yang pragmatis juga. Masyarakat harus menandai caleg-caleg yang 'bunglon' dan diharap tidak memberi kesempatan mereka untuk terpilih," tuturnya.

 

Tags : pilpres 2019
Rekomendasi