PKS Tak Ingin Hubungannya dengan Gerindra Berakhir

| 28 Jul 2018 13:15
PKS Tak Ingin Hubungannya dengan Gerindra Berakhir
Direktur Pencapresan DPP PKS, Suhud Aliyudin. (Leo/era.id)
Jakarta,era.id - Hubungan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Gerindra sudah terbangun sejak lama. PKS berharap hubungan keduanya akan berakhir indah di pelaminan Pilpres 2019, dengan formasi Partai Gerindra sebagai capres dan PKS sebagai pendampingnya.

Direktur Pencapresan DPP PKS, Suhud Aliyudin mengatakan, pihaknya terus mendorong kesembilan nama yang telah dirumuskan PKS untuk mendampingi Prabowo. Adapun kesembilan nama itu antara lain Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid; mantan Presiden PKS Anis Matta; Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno; Presiden PKS Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri; mantan Menkominfo Tifatul Sembiring; Muzzamil Yusuf; dan Mardani Ali Sera.

Selain kesembilan nama tersebut, PKS juga menyodorkan calon alternatif yang diyakini dapat diterima semua partai. "Jangan sampe pacarannya dengan siapa, nikahnya dengan siapa gitu ini kan aneh," kata Suhud di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).

PKS juga menyodorkan nama Anies Baswedan sebagai alternatif jika kesembilan nama yang sebelumnya telah diajukan ditolak oleh pihak Prabowo. Menurut Suhud, Anies merupakan tokoh yang kaya akan pengalaman di dunia pendidikan dan birokrasi. Anies dipercaya dapat win-win solution antar partai jika maju mendampingi Prabowo.

(Infografis/era.id)

Sempat terdengar kabar bahwa Prabowo Subianto siap menjadi king maker jika ada calon alternatif yang lebih mumpuni menggantikan dirinya. Menanggapi hal itu, menurut Suhud keberadaan Prabowo sebagai pengambil keputusan lebih baik karena memudahkan partai koalisi untuk mencari calon alternatif.

Namun, jika yang maju tetap Prabowo, PKS tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. PKS menyerahkan sepenuhnya kepada Gerindra mengenai posisi Prabowo nanti.

"Lebih mudah bagi koalisi untuk mencari alternatif yang kuat karena ada beberapa figur yang juga kita upaya kan kita dorong," tuturnya.

Hingga saat ini perkembangan hubungan politik antara Gerindra dengan PKS masih sangat lentur. PKS mengultimatum akan 'mentalak' Partai Gerindra jika tidak memberikan posisi cawapres kepada PKS. Artinya keduanya tidak akan berkoalisi di 2019. Berdasarkan hasil Rapimnas PKS, deadline Partai Gerindra untuk menetapkan cawapres dari PKS jatuh pada tanggal 30 Juli 2018.

Rekomendasi