Pilihan Terakhir SBY dan Partainya

| 31 Jul 2018 14:42
Pilihan Terakhir SBY dan Partainya
Pertemuan SBY dan Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018)
Jakarta, era.id - Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono tentu punya tantangan berat jelang Pemilu Presiden 2019. Berbagai keputusan pun akan membawa dampak bagi partainya, termasuk soal memilih koalisi. 

SBY bersama partai yang dipimpinnya harus menempuh jalan panjang hingga akhirnya memutuskan bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra di Pemilu 2019. SBY dan Prabowo melakukan beberapa kali pertemuan hingga benar-benar memperoleh kata sepakat.

Baca Juga : SBY Sakit, Pertemuan dengan Prabowo Diundur

Pertemuan pertama SBY-Prabowo diagendakan menjelang akhir bulan Juli. Tapi, SBY jatuh sakit dan dirawat di RSPAD. Prabowo pun menyempatkan diri menjenguk ketua umum partai berlambang bintang mercy itu.

Usai pertemuan itu, Prabowo mengatakan tidak ada pembahasan soal politik. Dia hanya menjenguk dan menanyakan keadaan SBY yang tengah menjalani perawatan. 

Pertemuan sesungguhnya pun digelar dua hari setelah SBY keluar dari rumah sakit, Selasa (24/7/2018). Kali ini, Prabowo yang datang ke rumah SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. 

Sinyal-sinyal koalisi pun diberikan oleh SBY saat itu. Dalam pertemuan yang dilakukan selama dua jam tersebut, SBY mengaku ada tiga isu yang dibicarakan.

Isu yang pertama adalah mengusung Pemilu 2019 secara jujur, adil, adil dan damai. Kedua adalah soal kondisi nasional yang dihadapi rakyat, dan yang ketiga ini adalah sebuah kode halus dari Ketua Umum Demokrat itu untuk menjalin koalisi dengan Partai Gerindra. 

"Atas dasar pertama dan kedua tadi, kami membahas kemungkinan koalisi antara Demokrat, Gerindra dan partai lain dalam pemilihan presiden 2019 mendatang," kata SBY saat itu kepada wartawan usai pertemuan. Dari sini, kami tahu, ternyata SBY masih orang yang penuh dengan kode.

Baca Juga : Demokrat-Gerindra Bakal Koalisi, Prabowo-Agus Disiapkan?

Setelah itu, kedua tokoh tadi melakukan pertemuan lagi. Ditemani oleh kedua anaknya Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono serta para petinggi Partai Demokrat lainnya, kali ini SBY bertamu ke rumah Prabowo di Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (30/7). 

Dari pertemuan dua jam itu, SBY akhirnya mendeklarasikan kedua partai ini sepakat berkoalisi. Bahkan, SBY bilang kalau Prabowo adalah capresnya.

"Kalau ditanya apakah ada diskusi pak Prabowo presiden tidak? Kami datang dengan satu pengertian pak Prabowo adalah capres kita," kata SBY.

"Kalau yang menjawab saya. Ini pertemuan kedua. Dulu Pertemuan pertama, terbuka lebar untuk kemungkinan Gerindra dan Demokrat berkoalisi. Setelah sekian hari kami bekerja, hari ini saya katakan pintu itu makin lebar," sambungnya.

SBY juga jalin komunikasi dengan pendukung Jokowi

Sebenarnya, penjajakan untuk menjalin koalisi enggak cuma dilakukan SBY dan Prabowo saja. SBY juga menjalin komunikiasi dengan kubu Joko Widodo. 

Tapi kenyataannya, koalisi yang diharapkan justru berakhir buntu. Buntunya pertemuan ini, disebut SBY karena banyaknya rintangan untuk bergabung di koalisi pendukung Jokowi. 

Belakangan, spekulasi bermunculan dan menyebut PDIP-lah yang melarang Partai Demokrat bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi.

Politikus senior PDIP Pramono Anung meluruskan ini. Kata dia, yang namanya rintangan harus diselesaikan bukan dihindari. Ini merupakan sindiran buat SBY.

"Kalau kemudian ada rintangan, rintangan itu diselesaikan," kata Pramono di Jakarta, Rabu (25/7).

Baca Juga : Batal Koalisi, PDIP: Problemnya Ada Pada SBY Sendiri

Pramono menjelaskan, Jokowi sebenarnya sudah menjalin komunikasi yang baik dengan SBY. Jokowi pun sudah melakukan pertemuan baik secara terbuka dan tertutup dengan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, anak sulung SBY.

Sebelum mengadakan pertemuan dengan para ketua umum partai koalisi di Istana Bogor, Jokowi pun sudah menyampaikan harapannya kepada SBY agar komunikasi yang sudah berjalan baik selama ini bisa direalisasikan di Pilpres tahun depan. 

Kemudian, perhatian Jokowi kepada SBY juga ditampakkan ketika SBY terbaring di rumah sakit. dan Jokowi pun menjenguknya dan datang lebih dulu ketimbang Prabowo. 

"Tapi sampai hari H ketika pertemuan ketua-ketua umum partai yang ada di Istana Bogor, itu belum terjadi. Artinya mungkin rintangannya ada di Pak SBY sendiri. Saya enggak tahu apa yang terjadi dengan beliau. Tapi mungkin barrier-nya ada pada beliau," kata Pramono meluruskan soal rintangan yang dimaksud SBY.

Atas dasar ini, dugaan PDIP menghalangi Demokrat untuk bergabung dengan partai koalisi pendukung Jokowi terbantahkan. PDIP, kata Anung, tak menghalangi Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi. PDIP menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi untuk menentukan sikap partai mana saja yang bergabung dalam koalisinya.

Tapi yang jelas sekarang, Partai Demokrat sudah sepakat mendukung Prabowo. SBY pun menyerahkan kepada Prabowo buat menentukan cawapresnya. 

"Saya sebagai pimpinan Demokrat serahkan penuh pada Prabowo untuk ambil keputusan dan rakyat berikan dukungan kuat dan diyakini emban tugas dengan baik," tutur SBY usai pertemuan dengan Prabowo.

Rekomendasi