Sebut saja, S&P 500 dan Dow Jones ikut turun jauh untuk sesi keempat berturut-turut. Indeks Dow Jones Industrial tercatat turun 137,51 poin atau 0,54 persen, menjadi 25.162,41 poin. Sedangkan S&P 500 turun 21,59 poin atau 0,76 persen, menjadi di 2.818,37 poin.
Tercatat tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan sektor energi memimpin pelemahan. Sektor teknologi menurun lebih dari satu persen setelah laporan kuartalan yang mengecewakan dari raksasa teknologi Tiongkok, Tencent.
Dilansir Antara, kekhawatiran krisis keuangan Turki dan kemungkinan penularan ke ekonomi negara-negara lain masih terlihat membebani pasar global.
Para ahli mencatat, kegelisahan para investor akan segera terobati jika bank sentral Turki dapat segera menstabilkan kemerosotan mata uang lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Pasar-pasar semua tentang Turki dan kelanjutan dari masalah-masalah perdagangan di luar sana," kata Gary Bradshaw, manajer portofolio Hodges Funds di Dallas dikutip dari Antara.
"Pasar pastinya ingin bergerak lebih tinggi, tetapi kami memiliki beberapa kurva yang dilemparkan kepada kami di sepanjang periode tersebut, yang telah menyebabkan beberapa kemunduran dari hari ke hari," jelasnya.
Pada data ekonomi, penjualan ritel AS mencapai 507,5 miliar dolar AS pada Juli dan hanya meningkat 0,5 persen dari bulan sebelumnya. Namun departemen keuangan AS melaporkan, rasio persediaan terhadap penjualan turun menjadi 1,33 dari 1,34.