Ribuan warga Palu dan sekitarnya mulai pergi meninggalkan kawasan yang terdampak gempa bumi dan tsunami. Mereka melalui jalur darat, untuk mencari tempat tinggal sementara yang layak.
Seperti diberitakan Antara yang memantau langsung proses pengungsian, sejak Senin malam hingga Selasa pagi, ribuan kendaraan yang didominasi jenis motor itu keluar dari Palu. Akibatnya, kemacetan panjang yang hingga 10 km terjadi di wilayah kebun kopi Toboli.
Sejumlah warga mengaku akan ke daerah yang aman, di mana ada sanak keluarga, baik itu di Kabupaten Poso dan Luwuk Banggai. Kemudian banyak juga yang akan ke provinsi tetangga seperti Gorontalo, dan Sulawesi Utara.
Mereka yang keluar dari Kota Palu adalah warga yang selamat dari Kelurahan Tondo, Kampung Nelayan, Talise dan Momboro yang melewati jalur darat menuju pantai timur dan pantai barat.
Hanidar warga Mamboro dan Abni warga perumahan jalan Layana, mengaku keluar dari Kota Palu untuk mencari keluarganya di Moutong yang kondisi rumahnya masih baik.
Sementara di jalur kemacetan itu, ternyata ada sekitar enam titik longsor sudah berhasil dibersihkan, karena dampak gempa 7,4 SR pada Jumat (28/9).
Termasuk di titik pertama memasuki perbukitan kebun kopi dari arah Palu, longsor material batu kecil dan tanah yang terjadi Minggu(30/9) malam sudah berhasil dibersihkan.
Namun, sebagian besar pelintas sangat hati-hati melintasi jalur itu, sebab jalan sangat licin dan masih ada juga bau mayat menyengat di kawasan kebun kopi.
Di jalur itu juga banyak ditemui kendaraan-kendaraan yang membawa bantuan logistik dan relawan untuk korban di Palu dan Donggala.