Ini yang masih menjadi tanda tanya. Ada banyak spekulasi tewasnya Khashoggi. Salah satunya seperti yang dilansir salah satu media ternama dari Amerika Serikat, The New York Times. Media ini mengutip surat kabar Turki yang menerbitkan laporan mengerikan tentang pembunuhan Khashoggi.
Berita surat kabar itu merujuk pada rekaman audio yang berhasil mereka dapatkan dari otoritas keamanan Turki. Khashoggi mendapat siksaan dulu sebelum akhirnya meninggal.
Malah surat kabar itu, tulis The New York Times, mengutip juga suara dari Konsul Jenderal Saudi Mohammed al-Otaib yang berbicara kepada orang lain, diduga penyiksa Khashoggi. "Lakukan ini di luar; Anda akan membuat saya mendapat masalah."
Tidak berapa lama, terdengar lagi bentakan dari pelaku penyiksa Khashoggi. Sepertinya Khashoggi kala itu sedang berusaha melakukan perlawanan terakhir sambil meminta tolong.
"Diam jika Anda ingin hidup ketika Anda kembali ke Saudi (Saudi)."
Mohammed bin Salman (Sumber: Instagram/@special_royal)
Pemerintah Turki janji akan melakukan segala cara untuk bisa membongkar kasus ini. Mereka juga janji untuk menyebar hasil penyelidikan ke seluruh dunia. Yang terbaru, Turki masih menunggu mendapat izin dari pemerintah Saudi untuk mencari rumah Mohammed al-Otaib.
Surat permintaan itu, oleh Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu, mengaku sudah dikirim ke Arab Saudi. Namun belum ada jawaban.
"Segera setelah (Arab Saudi) memberikan persetujuan, langkah-langkah akan diambil untuk menginvestigasi," kata Suleyman Soylu.
Polisi Turki sudah mengantongi bukti kalau kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi tewas dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Salah satu pelaku terdeteksi punya hubungan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Media Daily Sabah, menulis, ada lima tersangka yang teridentifikasi Polisi Turki sebagai pelaku. Salah satu tersangka disebut sebagai Maher Abdulaziz Mutreb.
Media ternama Amerika Serikat, New York Times bahkan sudah merilis sejumlah foto-foto Maher Abdulaziz Mutreb saat bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Saat ada di di Madrid dan Paris, Maher Abdulaziz Mutreb juga berada tak jauh dari putra mahkita. Termasuk juga saat Maher Abdulaziz Mutreb menemani putra mahkota datang ke AS.
Tangkapan layar dari salah satu artikel New York Times