Jakarta, era.id -
Prosesi pemakaman ini awalnya berjalan sedih. Tetiba asap putih muncul dari lahad. Bumi bergemuruh meski dedaunan serta dahan pohon bergeming. Sejurus kemudian, sebuah meteor meluncur deras dari langit menghantam lahad. Namun para pelayat hanya menghindar beberapa meter saja dari lokasi kejatuhan meteor.Tenang, itu bukan kejadian nyata yang terjadi di negeri ini. Apa yang kami deskripsikan tadi adalah salah satu cuplikan dari tayangan FTV bertema religi azab. Tayangan 'azab-azaban' ini kembali banyak bermunculan di sejumlah stasiun televisi. Cuplikan adegan sinetron episodik yang mempertontonkan kengerian --meski condong ke arah konyol-- berseliweran juga di timeline media sosial.
Bukan cuma adegan dengan kategori di luar akal sehat yang jadi cibiran publik. Yang tak kalah 'menarik', tentu saja judul-judul panjang mereka. Seperti yang sudah-sudah, cuplikan ini langsung jadi bahan bully-an berjemaah warganet.
Film televisi yang mempertontonkan siksaan Tuhan kepada pemeran antagonis memang bukan barang baru di Indonesia. Para pekerja televisi patut bersyukur dan berterima kasih kepada Majalah Hidayah tahun 90an, sebagai pionir imaji kisah azab kemalangan sang antagonis, dari menjelang ajal hingga saat akan dikuburkan.
Jalan ceritanya yang menarik, ditambah dengan ilustrasi yang terkesan realistis dan bikin ngeri, berhasil mendapat tempat di hati pembaca kala itu. Pada era di mana industri majalah dan tabloid hiburan berkembang pesat, Majalah Hidayah justru tampil beda dengan mengangkat cerita fiktif bertema azab. Langkah ini sukses membuat pamor para pesaingnya memudar.
Cover Majalah Hidayah (Sumber: Tokopedia)
Upaya menyontek kesuksesan majalah legendaris ini akhirnya dilakukan sejumlah stasiun televisi. Pada medio 2004, sinetron televisi berpusat pada kisah-kisah mistik berbumbu religi yang dibalut dengan drama azab. Genre baru ini berkembang pesat pada 2005 sampai 2007.
FTV bergenre religi ini diawali dengan kemunculan sinetron Rahasia Ilahi dan Takdir Ilahi yang tayang di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) --sekarang MNC TV. Kemudian diikuti stasiun televisi lain seperti Astaghfirullah, Kuasa Ilahi (SCTV); Istighfar, Hidayah (Trans TV); Pintu Hidayah, Hikmah (RCTI); Misteri Ilahi, Titipan Ilahi (Indosiar); Azab Dunia, Sakaratul Maut (ANTV); dan Azab Ilahi (Lativi--sekarang Trans7).
Sempat mati suri, namun belakangan sinetron yang senafas dengan genre tersebut kembali bangkit dan hampir setiap hari mengisi layar televisi. Tingginya rating FTV yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah disebut-sebut menjadi alasan FTV 'azab-azaban' kembali hadir.
Catatan rating dari akun Instagram @dunia_tv menyebut, rata-rata FTV bergenre religi dan azab selalu mendapatkan rating 10 besar. Bisa dilihat dari 5 judul FTV Azab Indosiar yang ratingnya masuk ke 10 besar pada bulan ini, seperti Anak Durhaka Mati mendapat, posisi 6; Penjual Tanah Wakaf Masjid, posisi 6; Sang Lintah Darat Kejam, posisi 6; Pengelola Panti Asuhan Fiktif, posisi 7; Pengganda Uang Mati, posisi 6.
Tak mau ketinggalan momentum, MNC TV merilis tayangan serupa lewat FTV berjudul Dzolim yang tayang perdana pada Senin, 13 Agustus 2018. Senafas dengan Azab Indosiar, Dzolim juga mengangkat beragam kisah tentang pedihnya azab yang diterima pemeran antagonis. Belum lama tayang di layar kaca, FTV Dzolim langsung menarik perhatian publik. Bukan karena pesan moral yang disampaikan, melainkan karena judul-judul panjangnya yang penuh sensasional dengan adegan di luar nalar.
-
Afair21 Oct 2018 07:35
Masa Ada Azab Bagi Penghina Cebong dan Kampret?
-
Afair20 Oct 2018 20:28
Memoles 'Azab' Menjadi Berkah
-
Afair20 Oct 2018 13:15
Gagal Bikin Haru, Adegan di Film Azab Justru Absurd