Trump Tegaskan Tak Ada Tempat untuk Teroris di AS

| 25 Oct 2018 12:51
Trump Tegaskan Tak Ada Tempat untuk Teroris di AS
Donald Trump (Sumber: Instagram/@realdonaldtrump)
Jakarta, era.id - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bereaksi keras soal rangkaian teror bom yang dialamatkan ke sejumlah petinggi Partai Demokrat. Trump yang berasal dari Partai Republik menegaskan, di Amerika Serikat, enggak ada sedikitpun tempat untuk pelaku teror.

Trump, dalam konferensi pers menjanjikan penyelidikan penuh atas kasus teror ini. Katanya, pemerintah akan mengerahkan seluruh otoritas untuk mengungkap dalang di balik rangkaian teror.

"Amerika Serikat akan mengerahkan seluruh tenaga untuk melakukan penyelidikan dan membawa pihak yang bertanggung jawab atas tindakan tercela ini ke pengadilan," tutur Trump sebagaimana ditayangankan CNN Amerika Serikat.

Lebih lanjut, Trump mengajak seluruh masyarakat Amerika Serikat untuk bersatu menghadapi ancaman teroris. Sebab, seperti hal yang beberapa kali ia tegaskan dalam konferensi pers tersebut, bahwa enggak ada sedikitpun tempat untuk teroris.

"Di masa-masa ini, kita harus bersatu dan mengirim satu pesan yang sangat jelas, kuat, dan tidak dapat dibantah bahwa tindakan atau ancaman kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat di Amerika Serikat," ujar Trump.

Dalam tiga hari belakangan, teror bom terus menghantui Amerika Serikat. Setelah temuan bahan peledak di kediaman miliarder George Soros pada Senin (22/10), otoritas setempat kembali mengumumkan temuan bahan peledak di kantor mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan kantor mantan ibu negara, Hillary Clinton.

Kemudian, Rabu (24/10) waktu setempat, bom berbentuk pipa ditemukan di Time Warner Center di New York City dekat kantor CNN. Kepolisian menyebut paket tersebut ditujukan untuk mantan Bos CIA John Brennan, yang muncul di CNN secara berkala sebelum bergabung dengan MSNBC.

Selain itu, beberapa politikus Partai Demokrat juga dilaporkan mendapat ancaman bom. Hingga berita ini ditulis pada 12.59 WIB, polisi belum menerbitkan keterangan resmi terkait perkembangan penyelidikan kasus ini.

Rekomendasi