Petahana Diuntungkan dari Gejolak di Kubu Prabowo

| 17 Nov 2018 15:21
Petahana Diuntungkan dari Gejolak di Kubu Prabowo
Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin terus bergerilya di tengah gejolak yang terjadi di koalisi partai pendukung paslon capres-cawapres nomor urut 01, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengaku siap menampung potensi suara yang terpecah di kubu Prabowo-Sandiaga.

"Dalam pilpres atau dalam pemilu itu semua potensi suara akan menjadi target kita, apalagi potensi suara itu terkait potensi yang selama ini berhadapan atau menjadi kompetitor kita," ujar Karding kepada wartawan, Sabtu (17/11/2018).

Ketua DPP PKB itu juga menyebut, bakal menggarap suara dari Partai Demokrat dan PAN, dan PKS yang merupakan partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga Uno dan tergabung dalam Koalisi Adil Makmur. Bahkan, kata Karding, pihaknya akan mencoba membangun komunikasi dengan tiga partai tersebut.

"Tentu kader atau caleg PAN, Demokrat, PKS tentu akan kita bangun komunikasi. Apalagi Demokrat membebaskan calegnya, jadi tentu harus kita bangun komunikasi untuk membangun sinergi dan itu hal yang sah dalam politik," jelasnya.

Selain itu, anggota DPR RI Fraksi PKB itu juga menyebut peran penting kepala daerah dalam memenangkan capres incumbent. Kepala daerah yang menjadi pendukung Jokowi, bakal bertugas untuk mendorong suara di daerah-daerah.

"Di samping itu TKN akan memaksimumkan peran atau tokoh seperti kepala daerah secara pribadi untuk mem-push atau mendorong kemenangan pak Jokowi di tempat-tempat tertentu menjadi sangat signifikan," tutup Karding.

Supaya kalian tahu, saat ini hubungan antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra tengah memanas. Sebabnya, Gerindra mempertanyakan keseriusan Partai Demokrat, khususnya Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono untuk memenangkan pilpres. Partai Demokrat meradang dan menuding balik cawapres mereka sendiri, Sandiaga Uno yang tak punya itikad baik.

Demokrat punya alasan ketika Agus Yudhoyono dianggap ingkar janji mengikuti kampanye Prabowo-Sandi. Wasekjen Partai Demokrat Putu Supadma Rudana menilai justru cawapres Sandiaga lah yang terlampau banyak berjanji di depan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Sekjen Partai Gerindra memberikan informasi yang tidak utuh, tendensius dan menyesatkan publik serta berusaha menyeret Komandan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat pada persoalan yang tidak produktif," ujar Putu melalui keterangan tertulis, Rabu (14/11).

 

Agus Yudhoyono dan Sandiaga memang pernah bertemu di rumah pribadi SBY di Mega Kuningan Timur, Rabu (12/09) lalu. Kata Putu, bekas Wakil Gubernur DKI itu justru menjanjikan banyak hal hadapan SBY dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.  

Putu menilai, Sandiaga tak punya memilki iktikad baik untuk memulai komunikasi dengan Agus. Sejak pertemuan tersebut, Sandiaga juga tidak pernah komunikasi lagi dengan Agus.

"Mas Sandiaga Uno bukan hanya tidak ada itikad baik untuk menepati janji-janjinya itu, tetapi juga tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Mas AHY," tuturnya.

 

Rekomendasi