Hasilnya, ada isu yang paling mendongkrak dan menguntungkan tiap paslon, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Isu yang memiliki efek elektoral paling besar terhadap Jokowi-Ma'ruf datang dari penyelenggaraan Asian Games yang digelar pada 18 Agustus-2 September 2018. Isu ini menguntungkan Jokowi sebesar 12,4 persen.
"Penyelenggaraan Asian Games didengar oleh 85,1 pemilih. Dari mereka yang pernah mendengar kegiatan ini, sebesar 96,5 persen menyatakan dmereka suka dengan kegiatan tersebut," ucap Peneliti LSI Rully Akbar di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).
Sementara itu, efek elektoral paling besar terhadap Prabowo adalah kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang sempat mencapai lebih dari Rp15ribu. Isu ini menguntungkan Prabowo sebesar 2,2 persen.
"Kasus dolar Rp15ribu diketahui oleh 54,2 pemilih. Dari mereka yang pernah mendengar, sebesar 84,3 perseb menyatakan tidak suka dengan isu terkait kebijakan pemerintah tersebut," katanya.
Di bawahnya, isu lain yang menguntungkan Jokowi adalah kunjungannya ke korban gempa di Palu yang memiliki surplus sebesar 33,3 persen dari tingkat pengenalan 75,5 persen, kunjungan Jokowi ke korban gempa Lombok memiliki surplus sebesar 13,6 persen dari tingkat pengenalan 67,9 persen, serta hoaks Ratna Sarumpaet memiliki surplus sebesar 13,2 persen dari tingkat pengenalan 57,2 persen.
Sementara itu, isu lain yang menguntungkan Prabowo adalah kasus pemvakaran bendera HTI yang memiliki surplus sebesar 2,8 persen dari tingkat pengenalan 53,7 persen, dan kunjungan Prabowo ke korban gempa Lombok yang memiliki surplus 15,2 persen dari tingkat pengenalan 27,4 persen.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen, dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 10-19 November 2018.