Presiden Joko Widodo pernah berkata; tidak boleh rangkap-rangkap jabatan, kerja di satu tempat saja belum tentu bener. Jokowi pun menginginkan supaya pembantu di kabinetnya untuk tidak aktif di kepengurusan partai politik.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmuji mengatakan, Airlangga bukanlah orang biasa. Sarmuji meyakini, Airlangga mampu berperan aktif untuk dua jabatan itu.
"Kemampuan Pak Airlangga ini tidak banyak dimiliki oleh yang lain, maksudnya kemampuan teknisnya itu oke gitu lho di Kementerian Perindustrian," ujar Sarmuji kepada era.id, Rabu (27/12/2017).
Partai Golkar pun, tambah dia, tidak mempermasalahkan ketika Airlangga sibuk mengurus kabinet daripada partai berlambang beringin itu. Apalagi, kata Sarmuji, Presiden Jokowi juga masih butuh tenaga Airlangga di kabinet.
"Tidak masalah Pak Airlangga jadi Menteri Perindustrian sekaligus menjadi ketua umum Partai Golkar, bukan jadi masalah buat kita," tambah Sarmuji.
Dikontak terpisah, Pengamat politik dari Universits Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan sebaiknya Jokowi segera melakukan reshuffle untuk kursi Airlangga. Apalagi, Jokowi tegas, tidak memperbolehkan rangkap jabatan kepada setiap menterinya.
"Kita bicara dari pandangan Pak Jokowi waktu mengangkat kabinet duli bahwa tidak bisa rangkap jabatan, saya pikir Airlangga karena sudah terpilih jadi ketua umum Golkar maka jabatan menterinya itu idelanya harus diganti," terang Emrus.
Dia pun mengusulkan nama Mohammad Suleman Hidayat untuk menggantikan Airlangga. Apalagi, Suleman merupakan kader Golkar yang pernah menjadi Menteri Perindustrian pada periode 2009-2014.
"Andaikan dia menggantikan itu artinya dari Golkar juga dan berpengalaman jadi menteri perindustrian dan itu menggantikan Airlangga, artinya dia tidak perlu banyak belajar," ujar Emrus.
Solusi ini merupakan yang paling tepat menurut Emrus. Katanya, selain Jokowi tetap bisa memenuhi jatah untuk Golkar, menteri penggantinya tidak perlu waktu untuk menyesuaikan diri.
"Otomatis pekerjaan bisa langsung berjalan karena menteri itu orang yang berpengalaman di perindustrian dan di Golkar pula," katanya.