Tim Editor
"Secara organisasi tentu ini pertama kali bertugas di lembaga setingkat kementerian di luar struktur TNI. Walaupun di Wantanas di luar struktur TNI, tapi karena ketahanan jadi mirip," ucap Doni pada acara serah terima jabatan di Kantor BNPB, Rabu (9/1/2019).
Selama menjabat di Wantanas, Doni pernah beberapa kali terlibat dalam membantu penanggulangan bencana, seperti pada bencana Tsunami Aceh 2004 silam. Dia mengakui pengalamannnya masih sangat sedikit dan perlu belajar banyak di BNPB.
"Di luar itu, saya perlu belajar kepada prajurit pasukan khusus kemanusiaan BNPB. Saya akui tidak ada apa-apanya dengan jumlah pegawai yang hampir 500 orang yang harus menangani begitu banyak bencana," ucap mantan Danjen Kopassus tersebut.
Doni Monardo saat dilantik jadi Kepala BNPB (Foto via Setkab)
"Saya butuh waktu mendalami lebih jauh tentang semua kegiatan operasional terutama penanganan bencana di NTB, Sulteng, Banten, dan Lampung termasuk di Cisolok," lanjutnya.
Meski demikian, Doni memahami Indonesia bukan hanya wilayah yang dikelilingi oleh gunung api atau ring of fire, namun juga berada di atas patahan lempeng yang bisa terjadi pergeseran kapanpun.
Terlebih, selain mempersiapkan penanggulangan banjir, dalam beberapa bulan ke depan Indonesia juga akan memasuki musim kemarau dengan strategi penanganan yang berbeda.
"Tantangannya akan berbeda dengan sebelumnya. Akan terjadi kekeringan dan kebakaran di berbagai daerah. Beberapa waktu terakhir penanganan asap di negara kita telah dipuji. Ini harus kita jaga dan pertahankan mengajak untuk mencintai yang lebih baik," pungkasnya.
