Meski pekerjaan mereka terus berjalan, namun bagaimana citra ketiga lembaga penyelenggara pemilu tersebut?
Peneliti Senior Founding Fathers House Dian Permata memaparkan hasil survei yang dilakukan kepada 600 mahasiswa, dengan teknik purposive sampling. Survei ini dilaksanakan di Sumatera Barat, Riau, DIY, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta pada rentang waktu Angustus-Desember 2018.
"Sampai dengan tiga bulan jelang pemilu, tingkat kepercayaan mahasiswa kepada ketiga lembaga tersebut tidak mencapai 60 persen," ucap Dian di Kantor DKPP RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).
Rinciannya, sebanyak 55,93 persen sangat percaya dan percaya, dan sebanyak 27,48 persen tidak percaya dan sangat tidak percaya kepada Bawaslu. Lalu, sebanyak 59,96 persen sangat percaya dan percaya, dan 25,96 persen percaya dan tidak percaya kepada KPU. Kemudian, sebanyak 52,85 persen percaya dan sangat percaya, dan 26,6 persen tidak percaya dan sangat tidak percaya kepada DKPP.
"Para penyelenggara mesti aware untuk sejumlah isu publik krusial. Jangan sampai telat menyikapinya. Jika telat maka tak ubahnya seperti pemadam kebakaran saja. Jika sudah demikian maka wajah penyelenggara menjad tidak baik di mata publik," ujar dia.
Karena itu, saran Dian, pelaksanaan pemungutan suara pemilu, baik Pilpres maupun Pileg yang akan digelar kurang dari tiga bulan ke depan harus diperhatikan serius oleh penyelenggara pemillu.
"Jangan sampai ketidakhati-hatian penyelenggara pemilu dalam menjalankan masa tahapan pemilu krusial justeru mereduksi dari sisi penyelenggaraan pemilu," pungkasnya.