Hasto Masih Pantau Tudingan Andi Arief

| 29 Jan 2019 19:54
Hasto Masih Pantau Tudingan Andi Arief
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Wardhany/era.id)
Jakarta, era.id - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto belum mau menindak soal beberapa kicauan di akun Twitter Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, yang menuding ada keterlibatan Hasto dalam pembuatan dan pengedaran tabloid Indonesia Barokah.

"Nanti dikumpulin deh tuduhan-tuduhannya. Yang dituduh-dituduh itu (biasanya) malah mendapat berkah," ujar Hasto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).

Selain itu, Hasto menyerahkan kajian kicauan Andi Arief kepada tim hukumnya. Karena, tulisan Andi Arief tersebut belum tentu bisa dibilang menuduh Hasto, karena menyertakan kata "jika" dalam kicauannya.

"Tim hukum yang melakukan kajian, kan dia pakai kata 'jika'," sebut dia.

Hasto menilai, serangan dari Andi Arief merupakan bentuk strategi politik dari Demokrat. "Politik yang berada di awang-awang adalah politik menyerang. Jadi, itu strategi demokrat sudah berubah ya, mungkin karena tertekan terus dia menggunakan strategi menyerang lewat Andi Arief," jelasnya.

Untuk kamu tahu, dalam akun Twitter @AndiArief__ menyebutkan tiga kicauan soal kemungkinan dalang penerbitan dan peredaran Tabloid Indonesia Barokah di berbagai wilayah Indonesia. Tiga pihak itu berasal dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin. 

 

 

Mulanya, Direktur Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan telah melaporkan tabloid Indonesia Barokah kepada pihak kepolisian dan juga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Sebabnya, tabloid Indonesia Barokah memuat berita yang disebut sengaja menyerang calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. 

Tabloid itu ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah dan dikirimkan ke masjid-masjid hingga rumah-rumah warga dengan menggunakan bungkus amplop berwarna cokelat.

Menurut Dasco, isi pemberitaan tabloid Indonesia Barokah berpotensi memecah belah masyarakat. Bahkan, katanya, dapat mengganggu ketertiban umum. 

Sementara itu, hasil penelusuran Dewan Pers terhadap alamat kantor tabloid Indonesia Barokah diduga fiktif karena tim Dewan Pers yang terjun ke lokasi tidak menemukan kantor redaksi.

Perihal isi, Dewan Pers juga menyebut Tabloid Indonesia Barokah memuat tulisan-tulisan yang bersifat opini dan menghakimi salah satu paslon. Konten yang dimuat juga bukan hasil peliputan, melainkan mengambil sejumlah berita yang sudah tayang sebelumnya di media lain.

Rekomendasi