Presiden PKS, Sohibul Iman meminta kadernya bekerja lebih keras untuk memenangkan dalam Pileg 2019 maupun Pilpres 2019. Sebab, katanya, Pemilu 2019 cukup berat, karena digelar serentak antara pileg dan pilpres.
"Pemilu sekitar 77 hari lagi. Apapun buat kita, waktu kita ini dipergunakan secara optimal. Ini pengalaman pertama, buat seluruh partai Indonesia menghadapi dan Pilpres yang disatukan. Ini pengalaman pertama, pemilu serentak ini menyebabkan jumlah TPS bertambah," kata Sohibul.
Sohibul menjelaskan, figur calon presiden dan calon wakil presiden tidak ada yang berasal dari PKS, membuat partainya harus bekerja lebih keras lagi memasarkan pasangan calon yang diusungnya.
"Ada perkara berat, dari pemilu serentak yaitu yang tidak memiliki capres dan cawapres, mereka harus bekerja keras dan bekerja berkali-kali lipat. Karena bagi partai dua kali lipat kita harus memasarkan calon presiden dan kita harus memenangkan partai kita. Bisa sekali jalan, mempromosikan capres dan cawapres kita," ucapnya.
Menurut Sohibul, hal ini bukan hanya dialami PKS. Namun, juga dialami partai lain yang tak memiliki figur capres atau cawapres. Sementara itu, katanya, bagi partai yang memiliki capres-cawapres, proses menaikkan elektabilitas partai akan lebih mudah.
"Kita memasarkan Prabowo dan Sandi tidak memasarkan PKS," ucapnya.
Sohibul juga menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang turun langsung ke lapangan untuk membantu pemenangan pemilu.
"Saya bertemu dengan Pak SBY, dia lebih banyak turun ke bawah dan mengatakan, saat ini kami sedang setengah mati memperjuangkan partai kami. Jadi, saya kira ini problem bersama," tuturnya.
Sohibul mengatakan, koalisi jika diibaratkan seperti bola, yang di bagian luarnya terdapat tulisan Prabowo-Sandi dan Gerindra. Tetapi, katanya, untuk bagian dalamnya ada Partai Demokrat, PKS, PAN, Partai Berkarya, dan partai pengusung lainnya.
Sehingga, katanya, apabila ingin mendompleng suara yang banyak, PKS harus mampu memunculkan nama tersebut dari dalam bola. Dia mengingatkan, agar semuanya dilakukan berimbang antara Pileg dan Pilpres.
"Bagaimana kita bisa keluar dari bola itu. Bisa nampak harus nampak ada nama Partai Keadilan Sejahtera. Survei menunjukan bahwa 47-52 persen pemilih kita itu memilih partai atau caleg capres dan cawapresnya. Artinya 47-52 persen mereka yang memilih capres Pak Prabowo maupun wapresnya. Inilah perjuangan yang disebut cocktail effect ini," tutupnya.