Menurut Caleg PSI Dini Shanti Purwono, partainya kini dalam posisi netral meski mengakui kalau LGBT adalah isu yang harus dicermati bukan malah dilecehkan atau dipinggirkan.
"Kita melihatnya LGBT ranah privat, tapi memang saat dia sudah memberikan dampak sosial misalnya itu memang menjadi suatu isu atau fenomena yang harus kita cermati dan kita cari jalan keluar," kata Dini kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (31/1/2019).
Baca Juga : Pengidap HIV/AIDS Jadi Predator Anak di Thailand
Dini yang merupakan caleg PSI dari Dapil Jateng I ini bilang, meski partainya bersikap netral namun para kelompok LGBT tetap punya hak sebagaimana warga negara Indonesia pada umumnya. Sehingga, hal inilah yang akan diperjuangkan oleh PSI ke depannya.
"Terlepas dari preferensi gender, terlepas dari unsur agama, kalau ranah privat bukan dalam posisi kita untuk mengomentari atau menghakimi. Jadi kita melihatnya itu, yang penting sesuai konstitusi bahwa mereka WNI dan tetap berhak mendapat kepastian hukum," jelas dia.
"Jadi siapapun dia, kalau memang dia melanggar hukum dia harus siap di proses hukum tapi siapapun dia juga, tidak boleh di-bully atau dikriminalisasi," imbuhnya.
Sementara terkait pelaporan spanduk dukungan LGBT yang mengatasnamakan PSI kepada pihak kepolisian, kata Dini, hal itu semata-mata untuk memberikan pelajaran bagi pelaku penyebar kampanye hitam. Apalagi, dia bilang, spanduk tersebut bukan dibuat oleh partainya.
Spanduk PSI bertuiskan 'Hargai Hak-hak LGBT'. (Foto: Istimewa)
Baca Juga : Kata Polisi soal Grup Gay Pelajar di Garut
"Jadi yang kita permasalahkan dan kita laporkan ke kepolisian itu black campaign. Karena itu kan fitnah. Dalam arti, bukan kita yang buat tapi diklaimnya kita yang buat. Itu nama Sis Grace Natalie juga typo kan kurang huruf 'e'," ungkapnya.
Supaya kalian tahu, spanduk Partai Solidaritas Indonesia bertuliskan 'Hargai Hak-hak LGBT' dengan foto Ketua Umum Grace Natalie dan Sekjen Raja Juli Antoni ditemukan terpasang di Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Jalan Abdul Syafei, Tebet, Jakarta Selatan.
Kini Spanduk tersebut telah dicopot oleh petugas setempat karena dianggap telah meresahkan warga sekitar.