Jokowi: Kalau Dipanggil, Jan Ethes Saya Suruh ke Bawaslu

| 02 Feb 2019 19:35
Jokowi: Kalau Dipanggil, Jan Ethes Saya Suruh ke Bawaslu
Joko Widodo dan istrinya, Iriana Joko Widodo bersama cucunya Jan Ethes Srinarendra (Foto: Twitter @jokowi)
Surabaya, era.id - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo mempertanyakan alasan pelaporan cucunya Jan Ethes Srinarendra ke Bawaslu karena ikut berkampanye untuk kakeknya.

"Katanya, cucu saya mau dilaporkan Bawaslu, ya misalnya dilaporkan ke Bawaslu. 'Sudahlah Thes, sana, datang sana', nanti saya suruh datang cucu saya, paling nanti kalau ditanya cucu saya ngomong-nya juga masih grutal-gratul (terbata-bata)," kata Jokowi dalam acara Forum Alumni Jawa Timur #01 di kawasan Tugu Pahlawan Surabaya, dilansir Antara, Sabtu (2/2/2019).

Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam deklarasi dukungan Forum Alumni Jawa Timur kepada capres nomor urut 01 Jokowi. Jokowi juga mendapat rompi dari bahan jin yang dicat lambang kota Surabaya hiu dan buaya di bagian depan dan tulisan 'Cak Jokowi' di bagian belakang.

Sebelumnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga meminta Bawaslu mengusut pernyataan salah satu anggota tim sukses Jokowi, Andi Widjojanto, soal Jan Ethes.

BPN meminta Bawaslu untuk menginvestigasi alasan Andi menyebut Jan Ethes sebagai salah satu keunggulan Jokowi di Pilpres 2019 sebab BPN melihat dalam beberapa bulan terakhir Jan Ethes memang kerap dimunculkan bersama Jokowi untuk membentuk persepsi publik.

"Saya juga memiliki anak, masa saya main sama cucu saya tidak boleh? Masa saya main bombom car sama cucu saya tidak boleh? Masa saya jalan-jalan di kebun raya dengan cucu saya tidak boleh? Boleh kan? Masa saya tidak boleh foto-foto sama cucu saya? Boleh kan," tambah Jokowi.

Dalam acara ini, Jokowi juga meminta agar pendukungnya menebarkan optimisme kepada masyarakat.

"Masalahnya ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan 'hoax' ini yang segera harus diluruskan bapak, ibu sebagai intelektual," tegas Jokowi.

Propaganda Rusia yang dimaksud adalah teknik firehose of falsehood atau selang pemadam kebakaran atas kekeliruan yang dimunculkan oleh lembaga konsultasi politik Amerika Serikat Rand Corporation pada 2016.

Rand Corporation menganalisis mengenai cara berpolitik Donald Trump mirip metode Presiden Rusia Vladimir Putin di Krimea dan Georgia, yaitu mengunakan teknik kebohongan yang diproduksi secara masif dan simultan melalui media-media pemberitaan yang mereka miliki.

"Saya yakini arek Suroboyo wani (berani) mesti wani, pasti wani!" kata Jokowi yang dibalas massa pendukung dengan menyebut 'Jokowi wani'.

"Saya minta kita door to door dari desa ke desa, mana benar mana yang yang tidak benar, jangan dibolak-balik," tegas Jokowi.

Pada akhir pernyataan, Jokowi menegaskan bahwa ia berani mengambil kebijakan untuk kepentingan nasional.

"Saya tidak pernah takut dengan apapun, jangan dipikir karena saya kurus saya tidak berani. Sekali lagi tidak ada rasa takut sedikitpun kalau saya ambil kebijakan untuk kebaikan bangsa, untuk kebaikan rakyat kita," kata Jokowi.

Acara tersebut juga dihadiri fungsionaris PDI Perjuangan Pramono Anung dan Eva Kusumasundari, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, komposer Addie MS, komedian Cak Lontong, musisi Andre Hehanusa serta ribuan pendukung lainnya termasuk alumni perguruan tinggi di Jawa Timur seperti Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, ITS dan perguruan tinggi lainnya.

Rekomendasi