Membedah Pertukaran Dukungan NU dan Muhammadiyah di Pemilu 2019

| 05 Mar 2019 21:53
Membedah Pertukaran Dukungan NU dan Muhammadiyah di Pemilu 2019
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei tentang komposisi pemilih muslim yang tergabung dalam ormas atas dukungannya kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019.

LSI membagi basis ormas pemilih muslim yang terdiri dari Nahdlatul Ulama (NU) sebesar 49,5 persen, Muhammadiyah 4,3 persen, PA 212 0,7 persen, FPI 0,4 persen, gabungan ormas lain sebesar 1,3 persen. 

"Ada yang menarik dalam pergeseran dukungan dua ormas terbesar kepada kedua pasangan calon, yaitu NU dan Muhammadiyah," ucap Peneliti LSI Ardian Sopa di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Pada bulan Agustus 2018, dukungan pemilih NU kepada Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 62,1 persen. Enam bulan masa kampanye berjalan, Februari 2019 dukungan pemilih NU naik menjadi 64,1 persen.

Sementara itu, pada bulan Agustus 2018, dukungan pemilih Muhammadiyah kepada Jokowi-Ma'ruf sebesar 50 persen. Enam bulan masa kampanye berjalan, Februari 2019 dukungan pemilih Muhammadiyah turun menjadi 33,3 persen.

Sebaliknya, bulan Agustus 2018, dukungan pemilih NU kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 29,3 persen. Enam bulan masa kampanye berjalan, Februari 2019 dukungan pemilih NU turun menjadi 28,2 persen.

Pada bulan Agustus 2018, dukungan pemilih Muhammadiyah kepada Prabowo-Sandiaga sebesar 35,3 persen. Enam bulan masa kampanye berjalan, Februari 2019 dukungan pemilih Muhammadiyah naik menjadi 62,2 persen.

Melihat pertukaran besaran dukungan ini, Ardian menilai naik dan turunnya sangat ditentukan pada isu yang berkembang.

"Sebagaimana kita tahu bahwa dukungan pak Jokowi di NU lumayan mengkristal kemudian juga sangat tinggi. Bisa jadi dengan keadaan ini, pilihan buat Muhammadiyah adalah pilih yang lainnya. karena meskipun mereka sama-sama menjadi organisasi Islam, tetapi ada pilihan politik yang berbeda," jelas dia.

Apalagi, lanjut Ardian, ada sejumlah petinggi Muhammadiyah seperti mantan Ketum PP Muhammadiyah Amien Rais dan Dahnil Simanjuntak, serta Bendahara Umum PP Muhammadiyah Suyatno.

"Salah satu faktor, banyak tokoh di sana membuat dukungan (kepada Prabowo), itu juga akan mengalir. Selain dukungan itu, saya lihat dari hal-hal lain yang kira-kira membuat keberlangsungan organisasi juga penting," pungkasnya.

Rekomendasi