Kekuatan Ormas Islam di Balik Jokowi-Prabowo

| 05 Mar 2019 16:31
Kekuatan Ormas Islam di Balik Jokowi-Prabowo
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei tentang pergeseran dukungan pemilih muslim terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019.

Dalam pemilih muslim yang berbasis 87,8 persen populasi survei, mereka terbagi dalam ormas Nahdlatul Ulama (NU) sebesar 49,5 persen, Muhammadiyah 4,3 persen, PA 212 0,7 persen, FPI 0,4 persen, gabungan ormas lain sebesar 1,3 persen. 

"Sementara itu, pemilih muslim yang tidak merasa bagian dari ormas sebesar 35 persen, dan yang tidak menjawab sebesar 8,8 persen," kata peneliti LSI Ardian Sopa di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/2/2019).

Melihat tren elektabilitas capres-cawapres, suara dukungan NU kepada pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin meningkat. Pada Februari 2019, sebesar 64,1 persen NU mendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Angka itu naik dari 55,6 persen pada Januari 2019, yang naik pula dari 52,4 persen pada Desember 2018," ujar Ardian.

Sementara itu, pemilih dari Muhammadiyah kepada Jokowi pada Februari 2019 sebesar 33,3 persen, turun dari 42 persen pada Januari 2019. Pada Desember 2018, yang tercatat 39,6 persen.

Pemilih yang berasosiasi dengan PA 212 sebesar 33,3 persen Februari 2019, 28,6 persen Januari 2019, dan 0 persen. Sementara, pemilih dari FPI 0 persen pada Februari 2019, 30 persen pada Januari 2019, dan 40 persen pada Desember 2018.

"Maka, pada kalangan pemilih muslim, dukungan atas Jokowi-Ma'ruf menurun di berbagai ormas Islam kecuali di NU," sebut dia.

Sementara, suara NU kepada Prabowo cenderung menurun dibandingkan ormas Islam lainnya. Di pemilih NU, suara Prabowo-Sandiaga sebesar 28,3 persen pada Februari 2019, 33,6 persen pada Januari 2019 dan 33,9 persen pada Desember 2018.

Pemilih yang termasuk ormas Muhammadiyah kepada paslon 02, 62,2 persen pada Februari 2018, 54 persen pada Januari 2019, dan 41,5 persen pada Desember 2018. Pemilih PA 212 malah cenderung naik turun, dari 100 persen di Desember 2018, 57,1 persen di Januari 2019, dan 85,7 persen di Februari 2019.

"Sedangkan pemilih dari FPI solid dengan 100 persen pada Februari 2019, 70 persen pada Januari 2019, dan 40 persen pada Desember 2018," ucapnya.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen. Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 18-25 Februari 2019.

Rekomendasi