Maaf Kiai Ma'ruf, Jabar-Banten Masih Belum Aman

| 20 Mar 2019 13:48
Maaf Kiai Ma'ruf, Jabar-Banten Masih Belum Aman
Cawapres 01 Ma'ruf Amin usai bersafari politik di Cilegon, Banten (Wardhany/era.id)
Jakarta, era.id - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin punya keinginan meraih kemenangan di Jawa Barat dan Banten pada Pemilu 2019. Tak heran dua daerah itu rutin dia sambangi untuk menjaga perolehan suara.

Di sela-sela kunjungannya ke Madura, Selasa (19/3), Mustasyar PBNU ini berharap, dia dan Joko Widodo, bisa unggul dari paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

"Masih ada sebulan. Kita ingin menangnya tidak tipis. Tapi naik lagi," ungkap dia.

Pada 2014, Jawa Barat dan Banten memang menjadi lumbung suara Prabowo Subianto. Kala itu, Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, kalah dengan Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Nah, Ma'ruf meminta pendukungnya terus bergerak dan mengalahkan Prabowo-Sandi di Pemilu 2019.

"Minimal 10 persen, jangan sampai kurang." Itu untuk target di Banten.

Sementara, di Jawa Barat, Ma'ruf bilang suara Prabowo justru sudah tertinggal. Klaimnya, kubu paslon nomor 01 berhasil membalik keadaan. Dia bilang, masyarakat Jabar sudah cerdas terhadap pilihan politik. 

"Mereka (kubu paslon 02) khawatir. Dikira sudah aman, lalu balik lagi, kan. Karena dulu mereka merasa menang, sekarang sudah kalah," katanya beberapa waktu lalu. 

Dia dan Jokowi juga gencar melakukan konsolidasi serta bertemu masyarakat Jabar. Langkah ini diyakini mempengaruhi peralihan dukungan dari yang sebelumnya mendukung Prabowo berubah menjadi memilih kubunya.

"Dulu pendukung kita diam, sekarang sudah mulai bergerak," ungkapnya.

Bila dibanding survei Litbang Kompas, pernyataan Ma'ruf jauh panggang daripada api. Soalnya, Litbang Kompas mencatat paslon 01 Jokowi-Ma'ruf justru kalah di wilayah Jawa Barat dan Banten dari paslon 02.

Hasil survei ini menyebut suara paslon 01 Jokowi-Ma'ruf masih kalah dari paslon 02. Pada Maret 2019, suara paslon 01 di dua wilayah itu berkisar 42,1 persen sementara paslon 02 suaranya masih tinggi di angka 47,7 persen. Sedangkan pemilih yang masih merahasiakan pilihannya mencapai 10,2 persen.

Meski begitu hasil survei mengatakan kalau memang ada kenaikan suara bagi kubu Jokowi-Ma'ruf. Sebab di bulan Oktober 2018, pasangan Jokowi-Ma'ruf hanya memperoleh suara sebesar 39,3 sedangkan Prabowo-Sandi memperoleh suara sekitar 50,2 persen.

Survei ini digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%. Terlihat, dari hasil survei pilihan capres dan cawapres di sejumlah wilayah terjadi pergerakan suara antara paslon 01 dan 02.

Kubu Jokowi-Ma'ruf fokus Jabar-Banten

Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Verry Surya Hendrawan bilang, hasil survei Litbang Kompas itu sebenarnya tak jauh berbeda dengan survei internal mereka. Dia menyebut, hasil dari konsolidasi yang sempat dilakukan pada Minggu (17/3) di Hotel Borobudur memutuskan untuk memberi perhatian lebih bagi Jawa Barat dan Banten.

"Saat konsolidasi yang lalu, kami meletakan dua wilayah itu dan memberikan perhatian lebih dengan mengumpulkan pemuka masyarakat, kepala daerah, dan TKD (Tim Kampanye Daerah) untuk duduk bersama dan membuat langkah. Itu sudah dilakukan," kata Verry kepada era.id, Rabu (20/3/2019).

Sekjen PKPI ini bilang, daerah Jabar dan Banten memang daerah yang dinamis. Soalnya, suara paslon 01 masih sering naik-turun sehingga semua infrastruktur tim pemenangan daerah, partai, dan relawan akan terus didorong untuk mampu menaikan elektabilitas di sana. 

Meski belum aman di dua wilayah itu, Jokowi atau Ma'ruf toh tak bakal menambah jadwal kampanye di sana. Sebab, semua jadwal kampanye sudah diatur sedemikian rupa sampai 13 April mendatang. 

"Tak ada rencana menambah jadwal di dua wilayah itu karena memang sudah padat."

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko juga sempat menyebut ada beberapa alasan paslon 01 itu masih tertinggal di Jabar dan Banten. Salah satu hal yang mendegradasi suara pasangan ini adalah hoaks.

"Kalau kita turun ke lapangan, masif ya hoaks-hoaks itu, fitnah. Itu luar biasa," ungkap Moeldoko beberapa waktu lalu.

Dia menyebut, masyarakat gampang percaya isu hoaks yang disebarkan oleh pihak tak bertanggung jawab lewat berbagai media. 

"Masyarakat sekarang anomali, kehilangan logika karena pemberitaan (bohong) yang masif. Jadi post-trutht-nya itu yang terjadi," kata dia.

Rekomendasi