Menanggapi itu, Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Verry Surya Hendrawan membantah pernyataan penggamat politik itu. Kata dia, tim pemenangan paslon 01 dan koalisi pengusung sudah punya pembagian kerja masing-masing.
"KIK (Koalisi Indonesia Kerja), TKN (Tim Kampanye Nasional) sudah punya aturan yang jelas diantara parpol dan relawan. Kapan mesti tarik, kapan mesti ulur. Siapa mesti bergerak, siapa mesti dukung dari belakang," kata Verry saat dihubungi wartawan, Selasa (26/3/2019).
Sekjen PKPI ini bilang, parpol koalisi pengusung juga bukannya tak militan seperti saat 2014 lalu di mana saat itu, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla. Soalnya, di Pilpres 2019 ini, parpol koalisi lebih berfokus menggarap akar rumput di sejumlah wilayah demi memantapkan pemenangan. "Kalau tahun 2014 kan gebyar di mana-di mana sedangkan saat ini kami lebih fokus di grassroot."
Meski membantah pernyataan Ray, tapi Verry mengakui adanya kesulitan dalam menyampaikan hasil kerja calon petahana kepada masyarakat. Dia bilang, tim pemenangan sulit membahasakan pencapaian itu dengan bahasa yang lebih sederhana.
Infografis (Ilham/era.id)
"Misalnya, Pak Jokowi berhasil membangun dengan dana desa sebanyak 190 ribu kilometer lebih se-Indonesia. Nah, ini kalau bicara angka masyarakat tidak terlalu memahami manfaat dana desa untuk membangun jalan."
Sehingga kini, Verry bilang, tim pemenangan terus melakukan door-to-door ke berbagai wilayah dengan menunjukkan kepada masyarakat secara langsung, apa saja yang sudah dibangun oleh pemerintahan Jokowi selama empat tahun menjabat.
"Kita jelaskan, 'ini lho jalannya', 'ini lho fisiknya', terbantu enggak tanpa perlu menjelaskan itu lebih mengena," ungkap dia.
Supaya kalian tahu, berdasarkan survei Litbang Kompas angka elektabilitas paslon 01 Jokowi-Ma'ruf itu ternyata turun sebanyak tiga persen dibanding bulan Oktober 2018 yang lalu.
Elektabilitas paslon 01 itu dari yang sebelumnya mencapai 52,6 persen pada Oktober 2018 kini menjadi 49,2 persen pada Maret 2019. Selisih kedua kandidat pun otomatis menipis jadi 11,8 persen dengan tingkat undiceded voters sebesar 13,4 persen.