Anies Bilang, Pemindahan Ibu Kota karena Ketimpangan Kesejahteraan

| 29 Apr 2019 20:36
Anies Bilang, Pemindahan Ibu Kota karena Ketimpangan Kesejahteraan
Warga sedang melintas di kawasan MH Thamrin (Anto/era.id)

Jakarta, era.id - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi wacana pemindahan Ibu Kota Indonesia yang sudah dibahas di dalam rapat terbatas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi hari tadi. Anies bilang, perpindahan Ibu Kota dipicu ketimpangan dan pemerataan ekonomi.

"Pak presiden juga menggarisbawahi bahwa tantangan utama di Indonesia hari ini adalah adanya ketimpangan distribusi kesejahteraan dan juga distribusi penduduk," ujar Anies ditemui di Pasar Kenari, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).

Anies mengakui penduduk di Pulau Jawa memang sangat besar, sementara di pulau lain tidak begitu banyak. Namun, Anies menegaskan, jadi atau tidaknya Ibu Kota pindah dari Jakarta, yang jelas ia akan menyelesaikan permasalahan di Jakarta.

"Kami sampaikan bahwa Ibu Kota ada di Jakarta ataupun di tempat lain, masalah yang ada di Jakarta tetap harus diselesaikan, dan ini menjadi komitmen dari pemerintah kita semua, berkomitmen bahwa rencana pemprov untuk melakukan pembangunan masif itu tetap akan dijalankan," ucap mantan menteri pendidikan tersebut.

Lebih lanjut, Anies bilang masih banyak pekerjaan berat yang dihadapi di Jakarta, seperti kebutuhan air bersih yang belum merata hingga transportasi yang menjangkau seluruh warga.

"Mengapa, karena kebutuhan tentang air, tentang transportasi pengelolaan lingkungan hidup itu selalu menjadi kebutuhan dan itu harus diselesaikan."

Supaya kamu tahu, siang tadi Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin Rapat Terbatas (Ratas) soal Rencana Pemindahan Ibu Kota. Kata Jokowi, pembicaraan terkait pemindahan ibu kota harus dibicarakan secara luas dan jangka panjang.

"Kita harus berbicara tentang kepentingan yang lebih besar untuk bangsa, negara, dan kepentingan visioner dalam jangka yang panjang sebagai negara besar dalam menyongsong kompetisi global,” kata Jokowi. 

Dalam rapat itu, Jokowi juga menekankan, apakah DKI Jakarta mampu menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik dan sekaligus sekaligus pusat bisnis.

Apalagi, di beberapa negara maju, pemindahan ibu kota sudah pernah dilakukan, seperti di Malaysia, Korea Selatan, Brazil, dan Kazakhstan. “Sekali lagi, kita ingin kita berpikir visioner untuk kemajuan negara ini,” kata Jokowi.

Jokowi bilang, pemindahan ibu kota harus dilakukan dengan persiapan matang. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sisi pilihan lokasi yang tepat termasuk dengan memperhatikan aspek geopolitik, geostrategis, kesiapan infrastruktur pendukungnya dan juga soal pembiayaannya.

Rekomendasi