Partai Demokrat Diminta Keluar Koalisi Prabowo

| 10 May 2019 22:46
Partai Demokrat Diminta Keluar Koalisi Prabowo
Elite Partai Demokrat melakukan pertemuan dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Koalisi Adil Makmur, pendukung pasangan calon nomor urut 02 presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dikabarkan sedang goyang. Beredar kabar, Partai Demokrat bakal mengakhiri koalisi ini (Partai Gerindra, PKS, PAN, Partai Demokrat dan Partai Berkarya) setelah penetapan hasil pemilu pada 22 Mei.

Enggak cuma itu, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini juga mulai membangun komunikasi dengan koalisi pengusung pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Wasekjen Gerindra Arief Poyuono menyarankan Partai Demokrat segera keluar dari Koalisi Prabowo-Sandi. Sebab, kata Arief, bergabungnya Partai Demokrat di koalisi ini karena kasihan tak memiliki teman di Pemilu 2019.

"Elite dan Ketum Demokrat kayak serangga undur-undur. Mau mundur dari koalisi aja pakai mencla-mencle segala. Keluar aja, deh. Wong enggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi selama ini," kata Arief kepada wartawan, Jumat (10/5/2019).

Arief mengaku paham kenapa Partai Demokrat bersikap demikian. Kata dia, Partai Demokrat merasa was-was karena ada dugaan kadernya terlibat kasus korupsi proyek Hambalang. 

"Karena, belum clear jaminan hukum dari kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus Korupsi proyek Hambalang. Tapi Saya Yakin kangmas Joko Widodo tidak akan pernah menjamin kalau keluarga SBY enggak akan diproses hukum oleh KPK," ucap dia. 

"Dan saya yakin nasibnya Partai Demokrat akan seperti tokoh Aswatama yang setelah Perang Bharatayudha, enggak diterima di mana-mana. Nanti juga, oleh koalisi parpolnya Ibu Mega (PDIP) akan ditolak masuk koalisi," tambahnya. 

 

Rekomendasi