Ferry menilai, wajar jika memang aparat ingin melakukan pengamanan agar memberi rasa aman. Hanya saja, penutupan jalan hingga pemasangan barikade kawat berduri jelang gedung MK dianggap berlebihan.
“Memang masyarakat mau datang, mau nyerbu? kan enggak. Ini kan enggak usah paranoid gitu. Saya lihat kawatnya makin tebal. Saya bilang ini lama-lama pagar kawat barikade atau jualan kawat, kok tebel banget. Berlebihan lah,” katanya, di Media Center pemenangan Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019).
Menurut Ferry, semua elemen masyarakat berhak untuk datang ke gedung MK dalam rangka mengawal dan menyaksikan jalannya persidangan. Apalagi katanya, Mahkamah Konstitusi juga memutuskan sidang itu digelar secara terbuka.
“Makannya saya katakan cobalah polisi jangan terlalu begitu. Itu kan menjadi orang seolah-olah itu ruang tertutup. Enggak bisa, itu persidangan terbuka,” ucapnya.
Di sisi lain, Ferry mengaku, dirinya tidak memiliki wewenang untuk melarang masyarakat khususnya pendukung 02 untuk datang ke Gedung MK. Meski begitu, dia menyarankan, lebih baik para pendukung 02 menyaksikan sidang putusan dari layar kaca televisi.
Sebelumnya, Jelang pengumuman hasil persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU), Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mulai melakukan penutupan ruas jalan yang berada disekitar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dengan Movable Concrete Barier (MCB) dan security barrier.
Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kompol M. Nasir menyebut untuk saat ini penutupan ruas jalan terjadi di Jalan Medan Merdeka Barat arah ke utara.